DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

28 November 2007

antitesis "mekanisme pasar"

saya berpikir tentang mekanisme pasar, dalam postingan sebelumnya...

lalu tempo hari saya bertemu dengan seorang kawan yang menyampaikan "pernah nonton beautiful mind??" John Nash (yg schizo, diperankan Russell Crowe), sebenarnya mekanisme pasar sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrinsik dari suatu barang, dan saya berpikir jikalau saat adam smith mengeluarkan tesis itu pasar dikuasai oleh para pemilik modal/tuan tanah, dimana prestige memiliki peranan tersendiri.

atas dasar prestige itu, harga sebuah arang pun (nilai ekstern) bisa menjadi mahal, jikalau mengisi ruang dari prestige itu sendiri.

jikalau ini yang memang terjadi, artinya pasar dewasa ini terhipnotis oleh teori tersebut, artinya teori tersebut dijadikan "fakta" oleh beberapa pihak tertentu, yang menjadikan mekanisme pasar seolah-olah terjadi.

bagaimana mungkin??

dengan perkembangan dewasa ini, seharusnya mekanisme pasar tak harus berdasarkan permintaan, karena dewasa ini pasar di dikte oleh produksi. tengok harga kendaraan, apakah berkaitan dengan permintaan? produsen menetapkan harga bagi suatu produk, dan mekanisme pasar tidak berjalan.

bagaimana?

19 November 2007

Biasa pun keren

Apakah dompet anda terbuat dari bangkai??
Sedikit cerita...

Waktu itu saya lagi "high mode" (ngebet/pengen banget/ingin sangat) beli sepatu bola, dan saat itu lagi tren juga futsal/street football, sepakbola dengan 5 orang pemain.

Tergiurlah saya membeli sepatu bola keren merek global (kelme -off record-) yang terbuat dari kulit kangguru dan merek lokal (specs -off record-) yang terbuat dari kulit juga (gak tahu kulit apa).

Dah surving sana surving sini, masuk toko sana toko sini, dan akhirnya timbullah minat ke dua merek itu.

Lalu sejenak saya singgah di penjual buku, ada sebuah buku berjudul "Fiqh Ekonomi Umar", dan saya pun tertarik membelinya, menimbang2 kemudian memutuskan mengorbankan alokasi untuk sepatu pun akhirnya saya beli buku itu, lumayan cukup mahal yang akhirnya membuat saya harus menuju "cinta produk lokal". ^^

Dan urunglah niat saya membeli sepatu pada hari itu, karena berhubung buku yang tebal, + 800 hal, akhirnya saya pulang kerumah untuk meletakkan yang akhirnya membuai saya untuk membaca buku itu.

Satu kata untuk buku itu "awesome"... ^^

Kemudian ada satu bab yang membahas tentang penjualan barang kulit, ada satu statement yang membuat saya kaget "apakah binatang yang kulit-nya kita pakai telah disembelih dengan bismillah? jika tidak maka bangkailah yang kita kenakan (umar)". Nah lho!!

Karena ragu berdiskusilah saya dengan seorang kawan, dia berkata berarti alas kaki kulit yang dipakai sahabat adalah bangkai. Dan membuat saya "iya juga".

Sampai malam ini saya menulis ini saya baru terfikir, pada masa jahiliyyah, dan arab saat zaman nabi, manusia menyembelih juga menyebut bismillah, dan yang membuat mereka syirik (menyekutukan) adalah menambah2 tuhan. Atau mereka kafir, tidak mengakui adanya tuhan. (bahas ini dilain kesempatan aja). Yang artinya timbul pula keraguan, apa dompet yang saya gunakan ini adalah bangkai?? hmmm...

Aha!!

Berarti bulatlah tekad saya, saya beli sepatu bola yang modis tapi yang biasa2 saja, tak mahal, tak kulit, dan biasa. ^^

Ngeri saya dengan bangkai... Lebih baik biasa...

14 November 2007

de Agitator

Getir mungkin bila bung Hatta masih ada saat ini, pendidikan Indonesia menjadikan bangsa ini diambang ke agitasinya sendiri, perilaku-perilaku barbar semakin menjadi, seolah topeng pendidikan hancur begitu saja oleh kelakuannya sendiri.

Pendidikan tak lebih dari sandiwara belaka, siapa yang memiliki akses berlebih dia lah yang unggul, siapa yang lebih beruntung dia lah yang didepan, tak ada tempat untuk kecerdasan dan kemampuan murni.

Akses tidak saja telah dimonopoli, tetapi juga dikebiri.

Siapa yang tak bisa menulis seperti ini, bila mereka memiliki akses yang sama. Inilah inti dari semuanya.

Jalan pintas harus segera dirumuskan sebelum anak-anak bangsa terjerembab di lembah agitator, prilaku premanisme bagi yang kemudian mengaku berdasi.

Hasil dari pendidikan, Teknologi, Informasi harus segera didistribusikan, bukan hanya barang konsumerasi ataupun jajanan cepat saji, sms sakti, konsultasi ataupun sapa selebriti.

Sabang dan Merauke harus mendengar dengung deforesasi, pembangunan vertikal, rumah tahan gempa, kelabilan geografis, gempa bumi, musibah, biofuel, nge-blog, email, internet, dan lain sebagainya.

Dan semua itu hanya demi satu tujuan, agar mereka tahu dan paham, hanya jeruji bagi mereka yang dzalim, hanya keterkucilan bagi mereka yang curang, hanya penyesalan bagi mereka yang lalai, hanya musibah bagi mereka yang aniaya.

Sehingga bukan hanya mereka menjadi cerdas, tapi tak perlu melakukan kesalahan yang sama dengan kita disini, mengatasnamakan identitas semu yang bernama rakyat.

Selamat hari pahlawan, wahai pemuda!

Trend Wacana Koperasi

Sebenarnya permasalahan koperasi bila secara subyektif saya katakan adalah kapabilitas SDM nya.

Coba kita tengok hari ini, di dunia maya jutaan situs menggunakan cara yang mirip dengan konsep koperasi yakni, transaksi kecil yang jumlahnya melimpah.

Intinya di manajemen atau lebih global lagi, pengorganisasian, kenapa bank lebih maju dibandingkan koperasi? SDM

Bila SDM bank berdasi (baca: rata-rata berpendidikan tinggi), lalu bagaimana dengan koperasi?

Jikalau konsep koperasi ini mampu berjalan, saya pikir masalah kesejahteraan rakyat bisa kita pikirkan untuk dikembangkan. Kenapa?

Jawabnya mudah saja, karena banyak regulasi dan perundangan yang sudah dibuat untuk ini, sehingga menjalankan koperasi secara tidak langsung sudah dibuat kondusif oleh perundangan yang ada, atau bahasa lugasnya koperasi terakui secara formal.

13 November 2007

Putingbeliung, Jogja

Sudah tiga hari belakangan ini angin "putingbeliung" menyapa jogja, ada apa gerangan?

Jikalau melihat dari sifat angin yang membentuk aliran pusar, maka sesuai dengan sifat aliran pusar itu sendiri yang memiliki kenaikan tekanan tak berhingga karena kecepatan yang meningkat dikarenakan tak ada luasan yang memaksa tekanan untuk bertahan minimal pada satu batasan tertentu.

Jadi solusinya untuk menghindari adanya aliran pusar salah satunya adalah memberikan luasan, untuk menghindari adanya penurunan tekanan dan kenaikan kecepatan yang drastis.

Jikalau melihat dari sebelum terjadinya pusaran itu sendiri, dikarenakan bergumulnya lebih dari satu aliran yang berbeda vektornya (arahnya), maka yang perlu dihindari adalah pertemuan dua aliran yang berbeda arahnya.

Jikalau melihat jauh lebih kebelakang lagi, aliran yang kencang adalah permasalahannya maka kita harus memberikan friksi (hambatan) dalam area alirannya, atau memecah aliran tersebut.

Untuk permasalahan di jogja, menurut hemat saya dapat disebabkan oleh penyebab yang terakhir, tidak adanya tumbuhan atau pepohonan dan area jogja yang landai, mengakibatkan aliran udara tidak mengalami friksi.

Ditambah pula jalan raya di jogja yang pada umumnya lurus, memberikan kesempatan bagi aliran untuk menambah kecepatannya.

Dari sudut pandang diatas dengan cara menanam hutan-hutan kecil di jogja dapat memberikan friksi dan luasan area bagi aliran untuk tidak menambah kecepatan ataupun membuat pusaran

Akan tetapi tetap saja, ini pun hanya salah satu dari banyak solusi yang ada.

Predict the rainy-wind flow

Alam memberikan tanda-tanda yang mengagumkan.

Udara mengalir dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah, atau terjadi sebaliknya dimana tekanan rendah menarik udara dari tekanan tinggi, relatif, bergantung bagaimana kita mau memandangnya.

Berdasarkan teorema sederhana diatas, maka yang perlu dicermati adalah cuaca sebelum hujan. Apakah terik, panas, atau sedang-sedang saja.

Jika panas, maka berhati-hatilah bisa jadi pada saat hujan akan ada angin yang menyertai.

Seberapa kencang angin, memang relatif, banyak variabel disini.

Tapi secara regional dapat kita coba ambil asumsi, jika perbedaan cuaca cukup tinggi, angin akan lebih kencang dari biasanya. Dan saatnya untuk bersiap-siap terhadap apa yang akan terjadi.

Semoga tips ini membantu.

Konstruktor, Developer & Runner

Jikalau di definisikan mungkin banyak orang sudah paham, konstruktor identik dengan founder, orang yang membangun sesuatu, dan bisa jadi membangunnya dari awal, ataupun membangunnya dari setengah dan menjadi utuh.

Developer adalah seorang pengembang. Bila disimulasikan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi, maka konstruktor adalah yang melakukan pembangunan dengan cara intensifikasi, dan developer adalah yang melakukan pembangunan dengan cara ekstensifikasi.

Bila disimulasikan dengan proses pertumbuhan, maka konstruksi adalah pertumbuhan dinamis hingga mencapai bentuk statis, artinya sedikit perubahan bentuk, dan kemudian (developisasi) berkembang dalam segi ukuran yang statis.

Bila disimulasikan dalam klausul kualitas dan kuantitas, maka konstruksi adalah ukuran kualitas dan developisasi adalah ukuran kuantitas.

Lalu dimana runner?

Runner adalah seorang pejalan yang berada dalam tatanan yang telah dikonstruksi dan atau sedang dikembangkan (develop). Dia adalah yang mampu menjalankan sistem yang telah dikonstruksi dan atau sedang didevelopisasi.

Definisi ini menjadi penting, dikala tipikal manusia pekerja yang berada dalam tatanan sistem berusaha dideskripsikan, jangan sampai meletakkan seorang runner dalam sistematisasi proses konstruksi dan developisasi, dan jangan sampai pula meletakkan seorang kontruktor atau developer dalam sistematisasi proses running (menjalankan).

Pak Yusril jadi Blogger

Mungkin berbeda dari kebanyakan orang, ada yang melampiaskan Blog adalah laksana catatan harian, atau ada pula yang menjadikan blog adalah tempat "curhat", ini adalah umumnya, adapun Blog ditujukan untuk kepentingan ilmiah, semisal jurnal, berbagi ilmu dan lainnya. lihat kategori blogger by wadehel

Adapun blog yang isinya didominasi oleh pandangan berfikir seseorang (sebut saja dialektika), ini yang membuat saya cukup tertarik, bagaimana setiap kata dipilih, setiap kalimat dipilah, bukan hanya sekumpulan kata-kata yang berima tapi juga memiliki makna yang menyiratkan elemen-elemen pemikiran-pemikiran yang mewarnai kepala sang penulis.

Nah ini yang saya lihat ketika membaca pengantar Blog (pak) Yusril Ihza Mahendra, tak perlu ada pandangan berlebihan tentang tren-tren berita, cukup berbeda, tak perlu mengulas isi berita media massa, tak perlu membela diri, jika menggunakan logika "equality, reader and non-reader", sebanyak apa yang membaca maka sebanyak itu pula yang tidak membaca, jadi untuk apa menjelaskan yang telah jelas-jelas terlihat dari diri kita?

Cukuplah sebuah pandangan, dan biarkan itu mendominasi penilaian.

Seperti "mukaddimah" yang menjadi salah satu karya yang luar biasa, dan itu hanya sebuah pengantar (mukaddimah)...

Tapi apapun itu biarlah sesuai dengan tempat berdirinya, untuk menjamin fungsinya.

05 November 2007

aristotle in indonesia

kata siapa Indonesia gak punya aristotle, ada gajahmada yang berbicara tentang [sistem] nusantara, ada dt. ribandang dan dt.ketemanggungan yang bicara tentang peradaban dan mirip sama aristotle, ada kartosuwiryo yang bicara tentang masyarakat islam, ada hatta yang bicara tentang [sistem] kedaulatan rakyat, dan masih banyak lagi...

jadi kenapa Indonesia nya masih kayak gini? Sama kayak aristotle kayaknya, deskripsi aristotle tentang hubungan negara-masyarakat [politics] ternyata tidak menjadi sesuatu yang ideal di yunani, dan kembali ke pertanyaan telur atau ayah yang terlebih dahulu?

marx, sebagai tokoh industri

Marx, siapa yang tidak kenal marx, patutnya marx dihargai lebih dari sekedar seorang filosof, kritisinya terhadap industrialisasi patut mendapatkan porsi dalam katalog pengkritisi industrialisasi.

Seperti kebebasan [industrialisasi] dengan aturan [undang-undang] itu sendiri...

03 November 2007

BioFuel & Foodsupply, an Indonesian View

opini terhadap issue energi global -energiindonesia- oktober 2007)

Kritik dunia atas pengembangan biofuel yang dilakukan oleh Indonesia dan negara-negara tropis lainnya melahirkan sebuah pernyataan pedas "fuel or food", hal ini didasarkan argumentasi penggunaan lahan untuk pengembangan biofuel atau untuk penanaman tanaman pangan.

Indonesia boleh bangga disatu sisi, akan tetapi tekanan untuk terus mengeksplorasi hutan dan lahan kritis untuk pengembangan biofuel terus mendapat sorotan tajam dari berbagai negara didunia.

Apakah kelaparan akan menjadi ancaman besar setelah konversi energi ke biofuel terjadi, bagaimana dengan global warming yang ditenggarai oleh penyusutan hutan tropis di daerah khatulistiwa?

Yang menjadi pertimbangan oleh dunia Internasional adalah, potensi energi regional (milik Indonesia dan negara tropis lainnya) dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan internasional. Untuk apa?

Indonesia tidak perlu khawatir selama pertimbangan energi diprioritaskan untuk kebutuhan nasional, maka selama itu Indonesia tidak perlu melakukan eksploitasi besar-besaran, cukup memanfaatkan lahan kritis.

Akan tetapi fakta yang dilapangan sudah terjadi, beberapa perusahaan swasta, baik skala nasional, regional maupun internasional sudah mulai merambah area ini. Sehingga bisa dikatakan eksploitasi besar-besaran akan dilakukan oleh pihak swasta untuk pengembangan biofuel.

Pemerintah sebagai pemegang regulasi pengembangan energi alternatif harus secepatnya bertindak, pengembangan energi biofuel erat kaitannya dengan lahan yang tersedia, sedangkan negara tropis seperti Indonesia akan terus dihantui oleh bencana alam dikarenakan pengeksploitasian hutan.

Jangan beri mereka lahan, jangan beri mereka energi.

Inilah bargaining position Indonesia di masa yang akan datang, tidak memberi investor internasional lahan untuk pengembangan biofuel sama saja tidak memberi mereka energi. Artinya sama saja mengamankan sumberdaya energi di Indonesia.

Sudah menjadi rahasia umum, strategi pengembangan SDA di Indonesia mendapatkan kritikan tajam oleh masyarakat, bagaimana mungkin bahan bakar minyak yang pada umumnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat harus diimpor terlebih dahulu.

Inilah yang saya kemukakan sebelumnya tentang secara de facto dan de yure kepemilikan minyak di Indonesia.

Jangan sampai tertipu dua kali.

Katakan cukup untuk saat ini, yang lalu biarkanlah berlalu, tambang tembaga di jayawijaya, minyak bumi, dan lain sebagainya. Tapi untuk kedepan, biarkan putera puteri Indonesia yang mengembangkan potensi energi nasional untuk dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia.

02 November 2007

foto-foto

01 November 2007

manusia dual core

Benarlah tesis Friedrich Engels "The Principles of Communism", model pembagian kerja akan sepenuhnya lenyap, ketika model pembagian kerja (yang sederhana) akan tergantikan oleh mesin, pendidikan akan memungkinkan anak muda sejak dini telah akrab dengan keseluruhan sistem produksi dan sanggup berpindah-pindah dari satu cabang produksi ke cabang produksi lainnya, mengikuti apa yang dibutuhkan masyarakat (disadur dari agama itu bukan candu, Eko P. Darmawan)

Manusia Dual Core layaknya sistem operasi yang mampu melakukan banyak kerja secara bersamaan.

Tengoklah disekitar kita, bahkan diri kita sendiri, kompleksitas yang dituntut oleh keadaan sebenarnya dibuat oleh manusia sendiri.

Merasa tersaingi oleh mesin yang dibuat oleh manusia sendiri.

Bila Engels benar, maka satu-satunya cara untuk menyaingi dominasi mesin adalah dengan cara pendidikan, sejak dini anak muda mengenal sistem produksi secara keseluruhan.

Keterbatasan kinerja mesin berada pada tingkat logika kerja yang dilakukan, dimana human brain mampu melakukan kinerja dengan tingkat logika berlapis.

Akan tetapi ketika pendidikan menjadi sebuah keterbatasan, menjadi sebuah kendala, maka petaka dari tesis Engels adalah, dimana manusia akan tetap ada yang diatas dan yang lainnya ada dibawah, atau ada yang jadi pemilik modal dan ada yang menjadi pekerja.

Dan dengan tingkat pendidikan Indonesia yang masih seperti ini, maka bisa diasumsikan mayoritas SDM Indonesia masih berada tingkatan pekerja.

Hanya satu untuk memperbaiki keadaan, PENDIDIKAN.

civilization & nationstate

Peradaban (civilization) adalah hal yang berbeda dengan Negara (nationstate), begitu juga sebaliknya.

Ketidakserupaan ini dikarenakan perbedaan pijakan awal (obyek) dan tujuan akhirnya.

Peradaban dibangun dengan dasar kesejahteraan (welfare) sedangkan negara dibangun berdasarkan dasar optimalisasi fungsi kelembagaan.

Karena perbedaan ini pula, dalam proses pengembangannya pastilah terdapat tujuan-tujuan yang dirasa tidak optimal bagi pengembangan kesejahteraan akan tetapi berlaku optimal bagi fungsionalisasi kelembagaan.

Sebagai contoh, DI Yogyakarta, dikarenakan mayoritas areal di Yogyakarta didominasi oleh keraton, maka internalisasi nilai-nilai dan budaya dikembangkan berdasarkan nationstate, penentuan kesejahteraan diberlakukan setelah fungsi-fungsi telah optimal. Dan ini berjalan dengan baik.

Minangkabau, areal adalah hak milik ulayat (adat) karena internalisasi nilai-nilai nationstate pastinya tidak akan berjalan optimal, sehingga salah satunya harus dikorbankan.

Apakah civilization based atau nationstate based yang akan kita pilih untuk mengembangkan Indonesia sebenarnya tidak masalah, tinjauan yang sama diberikan oleh salah satu founding father tan malaka, tidaklah masalah harus monarki, presidential, parlementer, federasi, akan tetapi yang perlu dilihat adalah apakah bentuk-bentuk itu sesuai dengan karakteristik bangsa ini, sesuai dengan karakter areanya, karakter manusianya, dan lain sebagainya.

referensi: Demokrasi Kita (hatta), Politik (Aristotle), 100% Merdeka (Tan Malaka), dsb

Recommended