DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

02 February 2006

Satu Zaman, Seribu Penyangga

diambil dari kumpulan puisi "Menerjang Badai: St. Jabok"

Pernahkah terdengar suara azan yang begitu menyayat hati?
Suara azan yang datang disaat badai tsunami menghantam.
Disaat gema orang-orang fakir memekakkan telinga.
Disaat apatis melihat orang-orang terdzalimi.

Patutkah air mata membayar semua?
Disaat beribu-ribu masjid berdiri megah.
Disaat berjuta-juta manusia memekikkan kepeduliannya.

Sudah berlalu,
Disaat pendidikan dinafkahi oleh keringat orang lain.
Disaat berjuta-juta ibnu sabil terputus karena kehilangan penyangga.
Disaat para pemimpin diharapkan, disaat calon pemimpin dibentuk.

Setahun akan berlalu, puluhan tahun bahkan
ratusan hingga ribuan.
Kedzaliman akan bertemu keadilan.
Disaat buih-buih itu hilang tersapu oleh dominasi lautan.

Ombak akan datang begitu juga angin.
Apakah pemimpin akan terus terpencar?
Disaat ratusan calon pemimpin menatap langit.
Dan bertekad merubah segalanya.

Abad itu akan datang, peradaban itu akan muncul.
Bukan disaat satu dua orang menjadi satu.
Tapi ratusan calon pemimpin itu bersatu.
Untuk tumbuh dan bertekad perubahan hanya tinggal waktu.

Teratai pun mekar,
Pemimpin mendapatkan rakyat untuk dibela.
Tenggelam dalam tanggung jawab.

Apakah zaman bisa melukai?
Bila bukan satu-dua, tapi berpuluh,
ratusan bahkan ribuan dalam satu zaman.
Beda tempat dan ruang, dalam satu visi yang sama.

Pemimpin, siapakah kau?
Dan yang kau bela?

Recommended