DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

16 January 2007

makna berjuang

Kapan yang disebut berjuang dan kapan yang disebut menyerah?

Kita tidak pernah tahu ataupun akan tahu, hingga orang asing mencatatnya sebagai sebuah inpirasi.

Gejolak-gejolak muda yang perlahan menuntun usia dan kepala menjadi bijak, perlahan pula menggeser dominasi akal liar yang menggerogoti jiwa muda.

Ketika rokok menjadi sebuah legitimasi jiwa yang gelisah, apakah cerutu akan menjadikannya lebih bijak laksana sang godfather?

Sering , wanita menjadi kotak besi yang menyimpan banyak lembaran sang pejuang, tapi sampai kapan?

Perjuangan menjadi terhenti ketika gelisah di gerogoti oleh rasa milik pribadi, perasaan akan dua hal, keluarga dan wanita…

Pernahkah , ya pernahkah kita mencoba berjuang tanpa asa? Ketika putus asa hinggap dan kita masih berjuang? Mungkin sendiri…

Keadilan, sejak kapan kita menuntut keadilan pada orang lain? Kita memperjuangkannya bukan untuk memintanya pada orang lain. Kita berjuang untuk menegakkan keadilan, yang mungkin lebih pantas untuk dihayati…

Menjadi sosialis mungkin lebih sering termaki dari pada memaki. Menjadi biasa pun lebih aman, tapi siapa yang tahu… Kita, saya atau anda… Tak ada..

Pernah kah mencoba menengok keluar kaca jendela? Pernah kah kita ingat untaian kata yang tidak sengaja terlontar dan menjadi inspirasi bagi sebagian orang.

Bukan kata itu yang menjadi makna, tapi jiwa yang gelisah, kekokohan dan keyakinan sang pelontar yang membuat untaian kata biasa menajdi sekokoh karang dan seterang bintang, kecil redup dan menjadi pedoman di langit yang kelam.

Pernahkah kita sadar, kalau yang semua yang kita miliki tak lebih berharga dari jubah yang kita kenakan. Menjadi kaya ataupun cerdas tak akan berarti banyak menghadapi sang pejuang, revolusioner, segudang mimpi yang terwujudkan bukan dengan modal nalar atau materi, tapi keyakinan.

Apakah ada puncak di atas puncak? Apakah ada batasan dari sebuah batas? Mungkin retoris, tapi mungkin berguna, sebagai pemacu semangat…

Kita kawan dalam perjuangan, tak pernah bersua, berdialog atau pun sekedar sapa. Tapi kita menyakini, bahwa percaya menjadi batas yang tak terbatas, puncak dari segala puncak.

Masa depan atau visi, siapa yang lebih dahulu, kita bukan peramal yang menggoda setan untuk mencuri kabar langit, kita hanya manusia yang bersungguh-sungguh mencoba merenung dan mencapai kesadaran terendah, dimana tuhan menjadi baik hati memberikan secuil inpirasi tentang masa depan, dan kita menyebutnya visi.

Salam perjuangan.

No comments:

Recommended