DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

22 December 2006

Indonesia pada 2008 Sudah Jadi Negara Produsen Palm Oil Terbesar Dunia

Medan -RoL-21/12/06-- Indonesia pada tahun 2008 sudah akan menjadi negara produsen minyak sawit terbesar dunia mengalahkan Malaysia.

"Tahun 2008, produksi minyak sawit Indonesia diperhitungkan sudah mencapai 18 jutaan ton, sementara pada tahun yang sama, Malaysia masih memproduksi 17 jutaan ton," kata Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun, di sela-sela Muscab Gapki Sumut memilih kepengurusan asosiasi itu untuk periode tahun 2006-2009.
Tahun ini, produksi minyak sawit Indonesia masih 15 jutaan ton dan tahun 2007 produksi komoditi itu ditargetkan naik 1,4 juta ton atau menjadi 16,4 juta ton. "Eksportir dan pemerintah harus mulai bersiap-siap menjadi negara produsen terbesar minyak sawit karena tantangan ekspor komoditi itu juga pasti bertambah," katanya.

Selain ketentuan pengapalan CPO harus menggunakan kapal yang dindingnya berlapis dua, ekspor CPO Indonesia "dibayangi" dengan ketentuan harus ramah lingkungan yang disepakati dalam "Meja Bundar Minyak Sawit Lestari". "Semua pelaku persawitan harus mulai memanfaatkan momentum Indonesia yang akan menjadi negara produsen minyak sawit terbesar dunia itu," katanya.

Selain harus meningkatkan mutu produksinya, eksportir diminta meningkatkan lobi untuk meningkatkan pasar ekspornya. Sementara pemerintah diimbau memberikan dukungan dengan berbagai kebijakan yang mendukung produksi dan ekspor minyak sawit itu.

Tahun ini, ekspor minyak sawit nasional diperkirakan minimal mencapai 11,3 juta ton dengan realisasi ekspor hingga Juli sudah mencapai 6,56 juta ton masing-masing untuk jenis crude palm oil (CPO) 2,91 juta ton dan produk minyak sawit lainnya sebanyak 3,65 juta ton. Ekspor minyak sawit itu akan terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2007, misalnya, ekspor minyak sawit diprediksi bisa mencapai 11,7 juta ton dan naik lagi pada 2008 ketika Indonesia jadi negara produsen terbesar dunia.

Peningkatan ekspor minyak sawit Indonesia tersebut, ujar Presdir PT.Kinar Lapiga itu, dipicu oleh menguatnya terus permintaan impor dari berbagai negara khususnya India dan Cina. Pada tahun depan, permintaan impor India menjadi 2, 5juta MT dari realisasi ekspor tahun ini yang ditargetkan sebanyak 2,2 juta ton dengan realisasi hingga Juli 2006 yang sudah mencapai 1,23 juta ton.

Sementara ekspor ke Cina juga dipatikan mengalami kenaikan terus. Tahun ini, ekspor ke Cina diperkirakan menembus 1,8 juta ton dan 2,1 juta ton pada tahun 2007. Realisasi ekspor ke Cina itu pada Januari-Juli 2006 sudah mencapai 1,03 juta ton. antara/mim

Disiapkan 5,25 Juta Hektare Lahan untuk Biofuel

Jakarta-RoL-- Tim Nasional Bahan Bakar Nabati telah menyiapkan 5,25 juta hektare lahan untuk keperluan pengembangan energi alternatif dari minyak nabati (biofuel).

"Seluas 1,5 juta ha untuk perluasan lahan kelapa sawit, 1,5 juta ha lagi untuk penanaman jarak pagar di lahan kering. Sedangkan kelebihannya diekspor," kata Ketua Panitia Palm Oil Expedition, Unggul Priyanto, kepada wartawan saat menyambut 12 kendaraan Palm Oil 2006 Expedition Banda Aceh-Jakarta yang tiba di Jakarta, Kamis.

Dikatakan Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT itu, pada 2010 ditargetkan 10 persen dari konsumsi solar Indonesia disubtitusikan dengan biodiesel dan itu berarti membutuhkan 2,5 juta ha lahan.

Ia mengatakan, minyak nabati bisa berasal dari singkong, tebu, minyak sawit atau jarak pagar, tetapi pihaknya tidak memfokuskan pada singkong, tebu dan sejenisnya karena tanaman tersebut lebih dibutuhkan untuk pangan. Sedangkan jarak pagar yang tak dapat dimakan dan mudah ditanam di lahan kritis hingga kini belum siap untuk dikomersialisasikan sebagai minyak nabati karena baru mulai dibudidayakan, ujar Unggul.

Sementara minyak sawit yang dihasilkan Indonesia sebesar 14,7 juta ton pada tahun ini, hanya empat juta ton saja yang dikonsumsi sebagai pangan, sisanya diekspor ke berbagai negara yang sebagiannya juga untuk digunakan sebagai sumber energi, ujarnya.Tahun depan bahkan Indonesia menargetkan menjadi penghasil CPO nomor satu dunia yaitu sebesar 15,5 juta ton mengalahkan Malaysia yang selama ini menjadi penghasil CPO terbesar, ujarnya. "PT Genting Highland Bioenergy juga akan investasi satu juta hektar penanaman kelapa sawit," katanya.

Seluas 80 persen lahan sawit berada di Sumatera, mayoritas sebesar 25 persen di Riau seluas 5,5 juta hektar, sisanya di Sumut, Sumsel, Jambi, dan Kalbar. Sebesar 35 persen adalah perkebunan rakyat dan 65 persen milik BUMN dan swasta. Dari hasil kajian keekonomian yang telah dilakukan oleh BPPT dengan pencampuran 10 persen Pure Plant Oil (PPO) terhadap solar, jumlah subsidi solar akan dapat dikurangi hingga Rp2,56 triliun. Penggunaan PPO ini juga mampu mengurangi 25 persen volume impor solar Indonesia dari negara lain. antara/mim

21 December 2006

Reptil Purba Gunakan Sayap Pesawat Tempur

JAKARTA, RABU - Entah pesawat tempur yang terinspirasi sayap hewan jenis reptil ini atau memang keduanya secara tidak sengaja menerapkan teknik yang sama. Yang jelas sayap berbentuk segitiga seperti dipakai banyak pesawat tempur telah digunakan reptil yang hidup sekitar 225 juta tahun lalu.

Penelitian menunjukkan, reptil jenis Sharovipteryx mirabilis mungkin menggunakan sayap seperti itu untuk terbang. Hidup di zaman Triassic, saat Dinosaurus masih bertahan hidup, reptil ini memiliki membran yang membentang di bawah kaki belakangnya.

Namun, bagaimana membran ini dibentangkan masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Sebab, hewan yang panjangnya sekitar 20 centimeter dan berat setengah kilogram ini hanya diketahui dari sebuah fosil saja yang ditemukan di Kyrgyzstan pada 1971. Pada penelitian terakhir, Gareth Dyke, seorang ahli paleontologi dari Unversitas College Dublin di Irlandia, dan koleganya menggunakan data pengukuran terowongan angin kadal modern yang dapat terbang.

Dengan membandingkan karakteristik tubuhnya dan simulasi komputer, mereka dapat memperkirakan pola bentangan sayap S. mirabilis. Hasil simulasi menunjukkan bahwa hewan tersebut memiliki sayap yang unik karena sangat aerodinamik.

Bentuk rekonstruksi memperlihatkan bahwa sayapnya berbentuk segitiga seperti yang dipakai beberapa pesawat jet yang dapat terbang hingga melampaui kecepatan suara. Tidak hanya satu, S. mirabilis sepertinya memiliki dua sayap berbentuk segitiga di tubuhnya.

Saat terbang, mungkin hewan tersebut terlihat seperti siluet pohon natal mini. Sayap segitiga kecil membentang dari kaki depan ke batang tubuhnya dan sayap segitiga lebih besar yang membentang dari kaki belakang ke ekornya.

Kaki belakang
"Pada kecepatan rendah, sayap berbentuk segitiga tidak banyak berarti, tapi akan sangat efisien untuk kecepatan tinggi," kata Dyke. Tanpa sayap besar di bagian depan tubuhnya, S. mirabilis tidak dapat mengendalikan orientasi terbangnya. Namun, hewan tersebut sepertinya dapat mengendalikan kecepatan terbangnya dengan mengatur bentangan kakinya.

S. mirabilis mungkin memiliki daya penglihatan yang baik dan terbang lurus meluncur dari dahan ke dahan sehingga kaki depannya bebas menggapai mangsanya. S. mirabilis bukan hanya satu-satunya hewan bertulang belakang yang memiliki sistem sayap di kaki belakangnya, namun juga satu-satunya hewan yang memiliki sayap segitiga.

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal Evolution Biology ini bisa menjadi materi baru untuk mempelajari hewan-hewan purba yang bisa terbang. Mekanisme penerbangan tidak seperti hewan terbang modern mungkin juga dilakukan reptil purba Pterosaurus.
"Jika S. mirabilis merupakan nenek moyang Pterosaurus, tidak seperti dengan burung atau kelelawar yang sayapnya didominasi bagian depan tubuhnya, Pterosaurus mungkin menggunakan sistem terbang yang didominasi bagian tubuh belakang saat itu," ujar Dyke.

Sumber: Kompas [ di kutip dari LiveScience.com]
Penulis: Wah

[aktivis_minang] Agama, Tuhan dan species dungu bernama manusia

[script begin...]
-------------------

Apakah agama-agama itu ada? jawaban nya sudah barang tentu iya, ada.Lalu apakah agama-agama itu ada yang lebih benar atau lebih salah dariyang lainnya. Jawabannya sudah barang tentu tidak ada. Yang benar itucuma satu hal. Ya, agama itu biasa-biasa aja. Lalu apakah manusiaperlu beragama, bagi sebagian besar org iya. Kalo engga mayoriti dari manusia akan berantakan. Bedanya manusia dengan segerombolan bison yadengan adanya agama yg terus dipercayai manusia. Walaupun sebagian adayg ragu, bahkan sebagian lbh kecil lagi ga percaya, sambilketawa-ketawa aja. Kalo ada pertanyaan apakah agama perlu dibela?

JAwaban nya tentu TIDAK. Tapi faktanya banyak yg ingin membela agama.Disisi lain dari membela, ada yg mencela. Ini sama aja dengan golonganpertama. Sisi berdirinya aja yg berbeda.Lalu apakah agama akan menjadi lebih valid jika ditelusuri logikanya?jawabannya juga tidak. Apalagi jika hanya sekedar menelusuri riwayat sejarah dan referensinya. Ini sama aja dengan pertama kali manusia belajar memasak daging.Sebenarnya agama dulunya perlu ada agar manusia tidak menjadi bodoh.Tapi setelah agama2 cukup mapan, manusiapun ternyata belum pintar2amat.

Muncul lah di manusia ini gelombong kebodohan tingkat lanjut.Yaitu kepintaran yg tak sempurna dan keinginan menjadi lebih pintartanpa kapasitas yg memadai. Nah ketika itulah agama2 saling inginmembuktikan kelebih benaran masing2 sambil mencela agama lain. Padahalagama mereka sama saja bodohnya dibanding agama lain. Ya namanyakebodohan tingkat lanjut spt ini memang aga sulit diberantas. Krnkebodohan spt ini dilingkupi oleh rasa kepintaran. Padahal kepintaranmereka hanyalah kepintaran atas kebodohan tingkat sebelumnya yg tipissaja berada dibawah kebodohan tingkat lanjut tadi.

Ciri2nya adalah"bersitungkin" dalam pemikiran metode lama (walaupun dg pikiran yglebih modern). Serta masih tetap berkutat pada referensi2 lama yg itu2juga. Bahkan terus saja menggeluti riwayat2 yg dari awal memang telahdi design sedemikian agar menjadikan mereka spt skrg ini (bodohsetelah sedikti pintar). Lalu dengan mengadakan penelitian mereka rasamenjadi lebih hebat. Padahal mereka tak pernah berfikir.Bahkan ketika banyak manusia mulai sadar akan kehadiran lain dalamtatanan "kehidupan", sebagian besar masih saja tetap ngotot menelitidan berfikir dengan cara lama.

Periksa data, telusuri sejarah, lalurangkai logika. lalu setelah itu boleh merasa benar. sungguhmenggelikan. Bahkan dari sebuah sisi lain, mereka tak akan lebihkelihatan seperti semut hitam pekerja yg mondar, mandir mengerjakan ygitu2 saja dari lahir sampai mati. bahkan mulai dari nenek moyangmereka lahir sampai hari ini mereka mau matipun. yg dilakukan dandifikirkan tetap yg itu2 saja.

Bahkan ketika mereka sudah punya internet dan bisa menulis di milispuntetap saja kelakuan semut2 hitam dilakoni dari generasi ke generasi.Padahal jika ada sebuah wahyu baru diijinkan turun hari ini danmengatakn bahwa komik2 suci mereka tak lebih dari sebuah gurindam ygdidiktekan oleh seekor kodok angkasa jaman dulu, yg merasa bertanggungjawab krn sebagian telurnya bermutasi secara aneh menjadi sejenismonyet ber t***t yg bisa beranak dan bersenang-senang dengan alat kelamin mereka. Maka buyarlah kebodohan mereka yg dijadikan alasanperang sejak berabad-abad bahkan sampai hari ini. Bahkan seringkalijuga dijadikan alasan bertengkar bahkan dg org2 yg tak saling kenalsekalipun. Benar-benar kebodohan tingkat tinggi.Lalu dimanakah tuhan? benarkan tuhan ada. Jawaban nya aga sulit.andaikan dijawab dengan tegas bhw tuhan itu ada, itupun tak akan adaseperti yg dikonsepi manusia mayoriti selama ini. Tuhan yg menciptasegala sesuatu dan segala kejadian tanpa henti siang malam dan takpernah berenti sampai tuhan itu sendiri mati (kalau bisa mati).Aneh gasih? Bahkan ga ada yg mencoba akal2an sederhana saja bhw tuhan gaperlu menciptakan apa2 untuk membuat segala sesuatu menjadi ada. Inkrn saking saktinya tuhan.

Lalu tuhan tak perlu mengatur apapun utk menjadikan segala sesuatu dalam aturan yg sedemikian adanya. Kita lbhsuka percaya pada tuhan yg suka menghadiahkan surga atau tuhan ygmenyayangi kita sementara kebanyakan dari kita tetap aja sengsara danmen derita. O .. ya, jgn dijawab dg semua itu adalah pilihan kita danterserah pada kita.

ntar gw tampar siapa yg jawab kaya gitu. Atau jgndijawab dengan logika2 jaman wali songo atau pendeta2 murahan deh.ntar gw tempeleng. Tapi kalo kita dungu2 amat ya saya sarankan mendingpercaya aja pada tuhan konfensional atau kalo lbh pintaran dikitmendingan ga usah percaya aja tuhan itu ada. Tapi kalo ada yg mulaipaham, mari kita lihat pada bab2 berikutnya tuhan itu spt apa. Santaiaja. ambil kesimpulan berdasarkan kemampuan masing2 aja. asal jgn sokjago ngajarin org lain. apalagi nyalahin.lalu belajarlah menyadari betapa manusia ini hanyalah species bodoh ygmerasa pintar hanya krn volume otaknya sedikit lebih banyak darimonyet. Lihatlah betapa kromosom kita yg jumlahnya tak seberapa itubaru saja kita sadari belakangan ini. dan baru saja kita mulai utakatik sedikit demi sedikit.

Sementara dahulu telah ada yg membuat biangnya kromosom itu agar dia dapat tumbuh jadi gumpalan2 protein sptmanusia bahkan bisa pula menduplikasi diri. Atau ada yg mau mengatakanbhw tuhan merekalah yg melakukan pekerjaan sedikit lebih hebat daridungu itu? Itulah org2 yg mensejajrkan tuhannya dengan ubur2 danganggang2 dan sedikit bantuan HO2. Tuhan yg aneh dari otak species dungu.lalu apa pentingnya islam perlu di inovasi atau apa pentingnya agamalain yg kelihatan lbh di bbrp sisi itu?

Lalu apa kurang bodohnya kitayg selalu saja merujuk dan merujuk. mulai dari merujuki novel2 sucisampai pendapat ahli jaman ini.kemana aja kalian yg menganggap tuhan itu sebagai objek/subjek ygbodoh? memang pikiran2 bodoh selalu saja menghaslkan konsep2 bodohdari jaman ke jaman.Itu aja dulu deh. dari saya yg juga "ciptaan" tuhan. Tapi knp gw"durhaka" ya? aneh ga sih? [rehza, bukan nama yang sebenarnya]

----------------------

hahaha, tapi gw gak mau ngakuin klo' masih satu rantai spesies ma monyet... soalnya gw percaya "kun fa yakun" peduli apa ama monyet...

tapi ada yang aneh dengan semua itu, disaat estimasi untuk menajdi pintar alias menyesatkan diri menajdi bodoh manusia justru mempelajari kebodohan dirinya, sedikit lebih tinggi derajatnya dari binatang. justru disaat itu timbul eskalasi dirinya manjadi seorang abid. kalau ini tidak terjadi, nah ini dia ada ejakulasi yang salah dalam proses eskalasinya, nafsu syahwat yang menggejolak akan ambisi dan kekuasaan plus wanita menjadikan proses tersebut dinodai, dengan kata lain muncullah kesalahan fatal.

generasi yang dihasilkan dari ceceran mani yang dihamburkan sembarangan, membuat mental manusia dengan jidat terstempel "sang perusak'. siapa lagi kalau bukan manusia yang memang bodoh yang hanya dapat membuat dirinya merasa pintar dan mengatakan garam itu asin, sejak kapan garam itu asin (tuh kan tanda akut..).

gejala-gejala masal pembodohan yang dalam kitab suci kuno yang masih saya yakini menyebutkan fitnah terbesar terhadap tuhan, pembodohan dengan jubah agama, menari-nari dengan dalih ayat-ayat dan kutipan-kutipan yang hanya dipakai akan tetapi tidak dimasuki sebagai ramuan yang menyembuhkan dirinya. pembodohan ini dimulai dari saat manusia percaya hati sebagai materi lebih dipercayai dari sebuh konotasi simbolis dari "hati". pembodohan di mulai ketika manusia mempertanyakan apa yang tidak dikethuinya, nafsu rakus ingin mengetahui yang menjebaknya menajdi makhluk paling bodoh dan penuh nafsu yang mengincar mangsa-mangsa manusia seperti drakula, penyakit pembodohan masal dimulai ketika manusia tidak bsia menyimpan kemaluannya di tempatnya, ketika nafsu dikelola oleh agama, manusia merasa dirinya pintar, menetapkan hukum melewati sabda tuhan.

lalu timbul kembali pertanyaan apakah tuhan itu ada? bila tidak tahu ajwab tidak tahu... bila percaya ajwab percaya... bahkan tempelengan pun masih dirasa kurang bila ditempeleng tuhan. dunia carut marut yang terajdi ini apakah pertanda tuhan sedang marah, retoris!! bagi mereka yang merasa pintar dan meletakkan kitab suci lebih rendah dari buku-buku yang menawarkan logika dengan ekpetasi saya sudah bacam saya menajdi berwawasan hanya terlihat sepertio orang bodoh yang tidak bisa membaca. entah berabda atau beribu tahun namanya tuhan sudah mengatakan tentang kejadian ini, kenapa perlu beretoris ria dengan sebuah pertanyaan. sedangkan satu kalimat adlam kitab itu sudah menjelaskan seluruh ekspetasi yang ditanyakan. sekali lagi bisa membaca kitab saja sudah cukup menjadi bukan manusia bodoh.

kenapa mesti mengejar apa yang tidak bsia dikejar. dan kenapa mesti mengetahui apa yang tidak diketahui. biarkan pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya. seperti kekekalan yang hanya dilegitimasi milik tuhan, pertanyaan pun tidak kekal, akan musnah dengan sendirinya dengan jawaban-jawaban yang mungkin lebih seneng di dengar dengan "kun"...

masih kah tuhan patut dipertanyakan? nampaknya tidak... [st. jabok, juga bukan nama yang sebenarnya]

-------------------

lalu cobalah pergi ke planet pluto (skrg bkn planet lagi). dari sanamungkin saja bumi terlihat seperti testis kerbau saja. lalu kenapatidak mungkin dari sisi pandang lain segala sesuatu yg ada ini(termasuk manusia) terlihat tak lebih dari seperti sperma kental ygsatu sama lainnya terkait seperti agar-agar sahaja. jangankan serantaidengan monyet bahkan mungkin saja kita satu lendir dengan kutu busuk.

sungguh jadi lucu ketika terasa seolah2 tuhan kita yg bersenjatakanagama itu hanya menekankan rasa takut di benak kita. takut pada konsepketuhanan yg masih bisa dikritik. Bahkan dalam konsep konfensional inisama sekali tak layak dibubuhkan kalimat "kenapa kita masih bertanyattg tuhan".

bukankah sebenarnya tuhan yg sedang bertanya2 ttg dirinyasendiri lewat kita2 ini?lalu mana mungkin terkejar kalau tak mengejar. sama halnya dengan manamungkin terjawab kalau tak bertanya.bahkan kemungkinan besar tuhan tak pernah mengucapkan kun sekali pun.kecuali tuhan itu memang berjubah megah dengan karisma yg tak terbendung.Tuhan kita masih tuhan masa kanak-kanak. sementara kita sudah dewasa. [Rehza]

-----------------


dan janganlah berandai-andai yang tidak masuk akal. ke planet pluto dengan sebuah perandaian tak ubahnya seperti khayalan anaka-anak...

seperti apakah rasa takut itu?

apakah lebih terasa takut untuk menerima bahwa tuhan itu memang ada, bahwa ada yang lebih di bandingkan manusia-manusia bodoh yang berdiskusi mengatakan mereka serupa dengan monyet bahkan mungkin senyawa dengan kutu busuk?

entah lah kawan, konsep ketuhanan yang dikritik adalah konsep yang ditawarkanoleh manusia juga. kenapa tidak dengan angkuh mengatakan "aku menantang mu tuhan!!", cobalah sekali dengan itu, aku pun tidak lebih pintar dibandingkan manusia bodoh lainnya, dan tidak lebih bodoh dibandingkan manusia-manusia bodoh itu pula. tanyalah tentang tuhan? dimana kau akan mencari kawan? jika tak bertemu tuhan kenapa mesti bertanya, tanyakan itu kepada tuhan, nyanyikan niatmu sebagai pertanyaan terakbar aabd ini. tanyakan itu kepada tuhan. tanyakann "hey tuha, apakah engkau ada?", tanyakan lah kawan, aku juga menantimu memperoleh jawaban.

dan ketika kau memperolehnya katakan kepadaku, "ini adalah jawaban dari tuhan"...

bagi ku cukup aku hanya manusia bodoh yang berhambakan tuhan. biarlah aku menjadi bodoh asal bisa mengatakan aku bertuhan.

aku doakan kau segera bertemu tuhan dan menemukan jawaban, doa ku untuk mu kawan... cepatlah kembali jika tuhan mengizinkan kau kembali...

salam kangen, jika kau jadi ingin bertemu tuhan... jangan lupa berkirim surat kepada ku... aku pasti rindu kamu...

sahabatmu,

sutanjabok

[st. jabok]

----------------

setiap pengandaian selalu saja memberikan ruang pada kemungkinan lain.tak spt dogma yg mengharuskan dosa bagi hal lain.yang jelas saya tak mau bertuhankan sebuah tuhan yg masih bisadipertanyakan. atau sebuah tuhan yg mengalami kerancuan apakah diasedang dipertanyakan atau sedang bertanya.

ya .. saya menantang tuhan yg masih bisa dijelaskan oleh kalimatmajemuk tingkat berapapun. dan saya menantang tuhan yg masih bisa dipelesetkan oleh sebuah kalimat. dan menantang tuhan yg menawarkansorga dan mengancamkan neraka.

sebuah tuhan yg mengaku sebagai penyelamat manusia. dan sebuah tuhan yg dapat disembah. apalgi tuhan sempoa yg dapat disogok dengan hitungan biji tasbih.nanti saya kirimi surat yg ditulis diatas jubah tuhan. [Rehza]

------------------

hmmm... saya memang bodoh... [st. jabok]

------------------

ehh.. jabok jangan begitu. anda bukanlah bodoh tapi kalo kata org kampung kita, anda itu beriman

bok.nanti kirimi saya buah simalakama dari sorga mu ya bok. [Rehza]

-----------------

ah sahabat...

sayangnya aku gak terlalu suka surga apalagi neraka...

aku mungkin lebih suka duren om... kirim aja ya... [st. jabok]

----------------

[script end...]

20 December 2006

Sjafruddin Prawiranegara

masih ingat ketika ayah dan orang "gaek" dikampung ku bercerita tentang mr. syaf dan ikan kalua dan kelapa muda. mereka menjejakkan kaki, berdiskusi akan arah pergerakan, mencapai satu limit akan sebuah aksi, untuk Indonesia.
Di tempat ini aku menemukan jiwa ku, tempat aku akan kembali, pasti!! (abie)
------

Oleh : Asro Kamal Rokan (Resonansi Republika)

"... kita membuktikan bahwa perhitungan Belanda itu sama sekali meleset. Belanda mengira dengan ditawannya pemimpin-pemimpin kita yang tertinggi, pemimpin-pemimpin lain akan putus asa. Negara RI tidak tergantung kepada Soekarno-Hatta, sekalipun kedua pemimpin itu sangat berharga bagi kita. Patah tumbuh hilang berganti. Kepada seluruh Angkatan Perang Negara RI kami serukan: Bertempurlah, gempurlah Belanda di mana saja dan dengan apa saja mereka dapat dibasmi. Jangan letakkan senjata, menghentikan tembak-menembak kalau belum ada perintah dari pemerintah yang kami pimpin. Camkanlah hal ini untuk menghindarkan tipuan-tipuan musuh ...."

Kalimat heroik itu diucapkan Sjafruddin Prawiranegara, pada 23 Desember 1948, sehari setelah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) terbentuk di perkebunan teh, Halaban, sekitar 15 km selatan Payakumbuh, Sumatra Barat. Tokoh-tokoh republik, yang ketika itu berada di Sumatra Barat, di antaranya Mr T Mohammad Hassan; Ketua Komisaris Pemerintah Pusat, Mr SM Rasyid; Kolonel Hidayat; dan juga Dirut BNI, Mr A Karim. Mereka bertindak cepat, dan memutuskan membentuk PDRI yang dipimpin Sjafruddin Prawiranegara.

Ini keputusan luar biasa dan sangat cepat. Bayangkan apa yang terjadi jika Sjafruddin --yang ketika sebagai Menteri Kemakmuran -- tidak punya inisiatif di saat Soekarno dan Hatta ditawan dan Yogyakarta sebagai ibu kota negara dikuasi Belanda? Melalui siaran radio, setelah Yogyakarta dikuasai pada 19 Desember 1948, Belanda menyatakan Republik Indonesia telah bubar. Tidak ada lagi Pemerintah Indonesia. Kekuasaan penuhnya di tangan Belanda. Sjafruddin dan kawan-kawan berdiri dan menyatakan Indonesia tidak bubar. "Kita membuktikan bahwa perhitungan Belanda itu sama sekali meleset," kata tokoh Masjumi ini. "Kami meskipun dalam rimba, masih tetap di wilayah RI, karena kami pemerintah yang sah!"

Seperti ditulis dalam situs Wikipedia Indonesia, PDRI (1948-1949) terus bergerilya di hutan-hutan, menyerang kepentingan Belanda. Mereka membentuk wilayah pemerintahan militer di Aceh, Tapanuli dan Sumatra Timur, Riau, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan. Mereka menggelorakan perlawanan. Belanda, dengan nada mengejek, menyebutkan PDRI sebagai Pemerintah Dalam Rimba Indonesia.

Perlawanan PDRI tidak saja menyulitkan Belanda di lapangan, tapi juga memengaruhi citra Belanda di internasional. Mereka dikecam, dan Belanda terpaksa duduk dalam perundingan Roem-Royen, 1949. Sjafruddin mendukung perjanjian Roem-Royen, apalagi pimpinan Masjumi, M Natsir, meyakinkan Sjafruddin untuk datang ke Jakarta. Pada 14 Juli 1949, sehari setelah sidang yang dipimpin Soekarno, Sjafruddin menyerahkan mandat kepada Wakil Presiden M Hatta, yang kemudian kembali menjadi Perdana Menteri. PDRI telah menyelamatkan Indonesia.

Tanyakan kepada genarasi muda, bahkan mereka yang lahir pada 1960-an, apakah mengetahui peran penting PDRI itu? Sejarah yang ditulis pada masa kepemimpinan Soekarno, tak banyak menjelaskan soal ini. Masa Orde Baru, peristiwa ini seperti diletakkan di tumpukkan buku paling bawah. Tak dianggap penting, bahkan dilupakan. Lebih ironis, pada masa Orde Baru itu pula, keluarga Pak Sjaf --seperti juga keluarga Pak Natsir, Pak Roem, dan tokoh-tokoh Masjumi lainnya-- diangap sebagai anak pemberontak, kehidupan mereka dipersulit.

Setengah Abad, peran PDRI itu tersembunyi dalam tanah sejarah bangsa ini, sampai kemudian Selasa (19/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meletakkan PDRI pada tempatnya. Dalam Keppres 28/2006, Presiden menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara untuk mengenang PDRI. Setengah Abad, waktu yang lama untuk meletakkan kebenaran. Jika masih hidup, Pak Sjaf mungkin tak berharap gelar pahlawan --beliau sendiri memilih dimakankan di Tanah Kusir daripada Kalibata-- namun sejarah haruslah diletakkan di tempatnya yang benar.

Sejarah tak dapat disembunyikan, tidak dapat ditiadakan, karena dia tak pernah mati, dan pasti muncul pada saatnya.

19 December 2006

Peran PDRI Akhirnya Diakui Selama setengah abad peran PDRI hendak dilupakan.

PADANG, REPUBLIKA -- Hari ini, 19 Desember, adalah Hari Bela Negara. Hari Bela Negara adalah hari untuk mengenang berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Alas penetapan hari besar baru, itu, adalah Keputusan Presiden (Keppres) No 28/2006.

''Saya telah mengeluarkan keputusan presiden yang menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara,'' kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Nusantara ke-7 di Pelabuhan Teluk Bungus, Padang, Sumatra Barat, Senin (18/12).

Hari Nusantara adalah hari untuk memperingati deklarasi Perdana Menteri Juanda pada 13 Desember 1957 yang menetapkan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dalam peringatan kemarin, Presiden antara lain didampingi Menko Polkumkam, Widodo AS; Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Irman Gusman; dan Ny Ani Yudhoyono.

Presiden menyatakan PDRI terpaksa didirikan pada 19 Desember 1948 karena tuntutan keadaan. Sebab saat itu, kata Presiden Yudhoyono, ''Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta tidak bisa melaksanakan tugasnya karena desakan Belanda.''

Irman Gusman mengatakan penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara memperlihatkan adanya political will pemerintah untuk meletakkan sesuatu pada konteksnya. Sebab menurutnya, selama ini ada missing link dalam sejarah nasional.

''Mengapa disebut sebagai Hari Bela Negara, karena peristiwa itu memang heroik. Peristiwa itu tak bisa dilupakan begitu saja. Ingat, bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya,'' kata Irman saat dihubungi tadi malam.

Dilupakan
Sejarawan Taufik Abdullah mengatakan selama beberapa rezim sejarah PDRI itu hendak dikecilkan, bahkan hendak dilupakan. Padahal, kata dia, keberadaan RI secara hukum tetap diakui dunia internasional karena ada PDRI yang dipimpin Sjafruddin Prawiranegara.

''Keberadaan PDRI ini penting untuk menekankan kontinuitas Republik ini. Kalau tak ada PDRI, RI secara hukum tak ada lagi. Karena pemimpin RI seperti Soekarno dan Hatta ditawan Belanda. Tapi ini di atas kertas yaa, karena kita juga kan berjuang,'' kata Taufik kepada Republika, tadi malam.

Mengapa penguasa, khususnya Sukarno dan Soeharto ingin melupakan PDRI? Sukarno, kata Taufik, ingin melupakan PDRI karena saat itu dia sedang ditahan Belanda. ''Sukarno tak sekalipun menyebut PDRI, bahkan termasuk di dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams,'' katanya.

Adapun Soeharto, kata Taufik, berkepentingan melupakan PDRI karena digerakkan oleh orang-orang sipil serta soal Jawa-non Jawa. ''Walaupun hendak di lupakan, di era Pak Harto juga pertama kali ada izin seminar tentang PDRI. Tapi itupun atas desakan banyak tokoh,'' ungkap Taufik.

Akankah ada pengaruh penetapan Hari Bela Negara dengan persoalan sejarah PDRI? Taufik mengatakan, ''Yaa mungkin porsi PDRI dalam sejarah formal akan lebih besar. Kalau dulu kan sejarah PDRI itu hanya ditulis satu dua kalimat saja.''

Sejarah PDRI terkait dengan jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda. Beberapa jam sebelum Yogyakarta jatuh, sebuah sidang kabinet darurat digelar. Hasilnya: ''Presiden dan Wakil Presiden memberikan mandat kepada Mr Sjafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI di Sumatra....''

Surat mandat tersebut kabarnya tidak sempat diterima Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai menteri kemakmuran karena sulitnya telekomunikasi. Namun kabar itu telah beredar dan sampai ke telinga Sjafruddin.

''Meski belum menerima surat mandat, Sjafruddin beranggapan legitimasi historis lebih penting daripada legitimasi konstitusional. Karena itu dia mendirikan PDRI, apalagi mandat kan memang sudah keluar. Peran Sjafruddin dan PDRI juga diakui Jenderal Sudirman dan Tan Malaka,'' kata Taufik Abdullah.

Melegakan
Putra keempat Sjafruddin Prawiranegara, Farid Prawiranegara, mengaku terharu mendengar penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. ''Ini melegakan. Setelah 50 tahun, akhirnya diakui juga eksistensi PDRI. Selama ini jasa itu dinafikan, bahkan dilecehkan,'' katanya, kemarin.

Menukil Biografi Sjafruddin Prawiranegara yang ditulis Ajip Rosidi, Farid mengatakan ayahnya tak pernah menerima surat mandat dari Yogyakarta. Kalau surat mandat itu sampai, Sjafrudin mengatakan dalam buku itu akan langsung menyebut dirinya sebagai presiden RI.
Farid menambahkan,''Ayah menyatakan PDRI adalah untuk menyelamatkan bangsa. PRRI adalah koreksi atas manajemen pemerintah. Inilah yang disalah mengerti dan semakin kacau persepsinya pada era Soeharto di mana tentara ingin selalu dinyatakan sebagai pihak yang paling berjasa.''

Selama hidup, Farid mengungkapkan ayahya tak begitu peduli soal penghargaan atas jasanya. Sjafruddin, kata Farid, menyerahkan semua penilaian kepada sejarah. Dan selama 50 tahun, Farid mengatakan keluarganya mendapat stigma negatif, dicap sebagai anak pemberontak.
Sjafruddin yang pernah menjabat wakil perdana menteri, gubernur Bank Indonesia pertama, dan menteri keuangan, menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. ''Banyak koruptor,'' kata Farid menirukan ayahnya. Sjafruddin memilih dimakamkan di Tanah Kusir, bersama rakyat biasa.

Pengamat politik Fachry Ali juga lega atas pengakuan eksistensi PDRI. Menurut dia, hal itu menunjukkan munculnya situasi politik yang semakin egaliter antara pusat dan daerah. ''Mengharukan! Peran daerah yang selama ini kadang hanya dianggap sebagai biang kerusuhan, oleh pemerintah pusat kini diakui eksistensinya,'' katanya, tadi malam.

Absennya pengakuan atas peran PDRI, kata Fachry, telah lama menjadi sumber keresahan. ''Kasus ini kan kemudian kini menjalar pada persoalan Aceh.''

Fakta Angka
8 Bulan
Usia PDRI yang dipimpin Sjafruddin Prawiranegara, mulai Desember 1948 hingga Juli 1949. PDRI didirikan di Bukittinggi, saat ini masuk wilayah Sumatra Barat.

Recommended