DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

31 January 2007

Tak seindah Nurani

Puisiku tak seindah KAMU
Tamparan hangat yang kerap menggoda keteguhanku

Tekad telah lama ku pasang
Dan ego telah lama ku pasung

Tapi apakah kau tahu?
Memori selalu menjadi godam disaat yang tak tepat

Keringat kemarin, bukti kesungguhanku
Berlomba dengan lenguhan panjangmu

Apa ini yang dinamakan takdir?
Berlomba terkadang sengaja mengalah

Pagi itu aku tersadar,
Ada kebodohan yang meratap

Menjadi badai tanpa alasan
Menjadi pengecut yang masuk dalam kekisruhan

Aku tahu dan kita semua tahu
Persaingan hanya sebuah legitimasi dari eksistensi

Seperti racun yang tertuang diatas madu
Seperti susu yang ternodai oleh setitik nila

Dan seorang kawan berujar ikuti NURANI!!

30 January 2007

rindu sore

siluet kirmizi..
langkah yang tersisa...
terpesona dengan terawang...

sebuah kenangan...
bisu dan bernyawa...
masihkah ada kata yang belum terucap?

ya, aku rindu jiwa yang terbagi...

23 January 2007

The Story not only begin from "The Good"

Sometimes have A lot of Things
Sometimes haven't A lot of Things
Need More Then Courageous for Survive
Pray to God and keep Trying
---
The Story not only begin from "The Good"
Time has changes one,two,three (click)
And All came to U,
And The Story now Begin
Once, Twice and Goodness fully loaded to U

(got it from my friends profile on friendster...)

Nasib

Aku tak akan menyerah
Masih terus berlari walau lemah

Aku tak akan berserah pada lelah
Masih terus menatap walau payah

Permainan ini sungguh melelahkan
Diombang-ambing dalam kotak pandora yang terkunci

Berusaha!!
Dipersimpangan nanti aku akan menunggu
dan berharap kau tidak menyerah
Kini ataupun esok...

20 January 2007

Permintaan Terakhir

Mereka minta aku tersenyum
tapi dengan apa?
hanya nafas yang masih tersisa

Mereka... dan Aku...
menamatkan masa mudaku
menjadi elang, menjadi kuda, menjadi gajah, menjadi harimau
menjadi binatang...

Aku pernah tersenyum
disaat luka mulai mengering dari ternganga
Aku pernah tertawa
disaat hati masih bergetar dan terasa

Mereka minta Aku tersenyum...
Dan Aku tertawa...
Lalu MATI...

Teruntuk Wanita

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menunaikan shalat, berpuasa, dan taat kepada Allah

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menutup aurat, rendah hati, pemalu, tenang dan berwibawa

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menuntut ilmu, senang membaca, sadar dan meniti jalan yang lurus

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menepati janji, yang dapat dipercaya, benar dan bersedekah

Teruntuk wanita-wanita…
Yang bersabar, beristiqamah dan bertaubat

Teruntuk wanita-wanita…
Yang berdzikir, bersyukur dan berdo’a

Teruntuk wanita-wanita…
yang mengikuti jejak Asiyah, Maryam, Khadijah, Aisyah dan Fathimah

Teruntuk wanita-wanita…
Yang mendidik para pahlawan dan menghasilkan para ksatria

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menjaga kebenaran dan memelihara keteladanan

Teruntuk wanita-wanita…
Yang menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang

rindu hadirmu dalam kebimbanganku

kematian sang pengkhinat

Sakit…
Melihat mereka berteduh…

Apalagi yang dipertanyakan…
Pengkhianatan berbuah kekecewaan
Silakan mati dengannya…

Dirimu , etika…
Yang membuatmu terkutuk...

Tertawalah lepas…
Karena setelah itu kau akan merasa takut
Bagaimana Israfil memburu nyawamu

Lihatlah bagaimana mereka mati
Di ujung belati yang disimpan dibalik pinggang
Lihatlah bagaimana ajal menjemput
Di saat kekecewaan tidak diobati

Lihat… dan jangan hanya lihat…
Rasakan…
Setiap hentakan sang waktu
Menjadi ketakutan yang berima

Jika kau masih ingin tertawa
Maka silakan mati dengan tertawa

19 January 2007

Revolusi Ketiga

Agustus 1945, Mei 1998, dan kini tinggal menunggu…

Indonesia memerlukan sebuah Revolusi yang lebih bijak dan arif, Agustus 1945 Revolusi dilakukan dengan cara yang cerdas, memanfaatkan situasi penyerahan kekuasaan dari Jepang ke Sekutu yang ditandai dengan pemboman Hiroshima.

Revolusi kedua, Mei 1998, perubahan otoritarian yang telah menggerogoti setiap lekuk dari sistem pemerintahan, yang bahkan hingga kini, ketergantungan terhadap otoritarian itu masih belum dapat ditanggulangin dengan baik. Artinya system pemerintahan masih memerlukan perbaikan-perbaikan yang mmapu mengsusung demokratisasi dalam bahasa yang universal.

Banyak pihak menyebutnya Reformasi, akan tetapi dalam hemat saya, momen Mei 1998 menjadi bukti bahwa Revolusi terus bergulir mengusung perubahan yang lebih baik, dan melalui cara yang berbeda.

Revolusi ketiga, momen perubahan yang akan mengalami penyesuaian-penyesuaian panjang bentuk Kedaulatan Rakyat harus dilakukan dengan cara yang lebih cerdas, dan sistematis, perlu diingat Revolusi bukan berarti pemberontakan, kudeta atupun segala macam anarkisme yang ada. Pemerintah bisa saja mengusung sebuah Revolusi menurut hemat saya, Revolusi adalah sebuah perubahan, yang dilakukan dengan percepatan yang tinggi.

Revolusi Ketiga harus dilakukan, ketika berbagai tingkai inflasi sudah menggerogoti akibat ketergantungan pada Sistem Kapital, perubahan yang mampu menyelimuti ghirah semua pihak untuk berubah, menjadikan masyarakat mampu menggerakkan peradaban Indonesia menuju titik kulmulasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Revolusi Ketiga harus mempunyai target yang jelas, dari pada hanya sekedar pengerahan massa besar-besaran untuk berubah, Revolusi Ketiga minimal harus mencapai target pengekangan etika pemerintahan dalam berkontribusi pada rakyatnya, yang berarti masih berkisar pada nasionalisme, artinya semua pihak harus berupaya eksis dengan cara yang dipilihnya sekarang, dengan masih memegang nilai kebangsaan sebagai salah satu etikanya. Setelah itu berangkatlah pada agenda-agenda yang lainnya.

17 January 2007

sang ular

mereka berjalan meliuk...
ke kiri dan ke kanan...
masihkah mereka lapar??

makanlah dengan kenyang, dan berikan selebihnya kepada mereka...
janganlah rakus...
karena kepalamu bukan hanya milikmu...

16 January 2007

bah...

bah... sudah bosan aku baca koran... bencana, bencana dan bencana saja isinya...
sebenarnya masih banyak yang bisa di ekpose di surat kabar harian negeri ini... tapi bila ini yang terjadi... pedihlah aku... semua hikmah yang tuhan beri, dan hanya bencana yang dikutip... mungkin hari ini ayahnya budi yang meninggal, atau saudaranya... entah siapa lagi besok... itu lah isi media negeri ini... bosan sudah aku baca koran... sudahlah!!

makna berjuang

Kapan yang disebut berjuang dan kapan yang disebut menyerah?

Kita tidak pernah tahu ataupun akan tahu, hingga orang asing mencatatnya sebagai sebuah inpirasi.

Gejolak-gejolak muda yang perlahan menuntun usia dan kepala menjadi bijak, perlahan pula menggeser dominasi akal liar yang menggerogoti jiwa muda.

Ketika rokok menjadi sebuah legitimasi jiwa yang gelisah, apakah cerutu akan menjadikannya lebih bijak laksana sang godfather?

Sering , wanita menjadi kotak besi yang menyimpan banyak lembaran sang pejuang, tapi sampai kapan?

Perjuangan menjadi terhenti ketika gelisah di gerogoti oleh rasa milik pribadi, perasaan akan dua hal, keluarga dan wanita…

Pernahkah , ya pernahkah kita mencoba berjuang tanpa asa? Ketika putus asa hinggap dan kita masih berjuang? Mungkin sendiri…

Keadilan, sejak kapan kita menuntut keadilan pada orang lain? Kita memperjuangkannya bukan untuk memintanya pada orang lain. Kita berjuang untuk menegakkan keadilan, yang mungkin lebih pantas untuk dihayati…

Menjadi sosialis mungkin lebih sering termaki dari pada memaki. Menjadi biasa pun lebih aman, tapi siapa yang tahu… Kita, saya atau anda… Tak ada..

Pernah kah mencoba menengok keluar kaca jendela? Pernah kah kita ingat untaian kata yang tidak sengaja terlontar dan menjadi inspirasi bagi sebagian orang.

Bukan kata itu yang menjadi makna, tapi jiwa yang gelisah, kekokohan dan keyakinan sang pelontar yang membuat untaian kata biasa menajdi sekokoh karang dan seterang bintang, kecil redup dan menjadi pedoman di langit yang kelam.

Pernahkah kita sadar, kalau yang semua yang kita miliki tak lebih berharga dari jubah yang kita kenakan. Menjadi kaya ataupun cerdas tak akan berarti banyak menghadapi sang pejuang, revolusioner, segudang mimpi yang terwujudkan bukan dengan modal nalar atau materi, tapi keyakinan.

Apakah ada puncak di atas puncak? Apakah ada batasan dari sebuah batas? Mungkin retoris, tapi mungkin berguna, sebagai pemacu semangat…

Kita kawan dalam perjuangan, tak pernah bersua, berdialog atau pun sekedar sapa. Tapi kita menyakini, bahwa percaya menjadi batas yang tak terbatas, puncak dari segala puncak.

Masa depan atau visi, siapa yang lebih dahulu, kita bukan peramal yang menggoda setan untuk mencuri kabar langit, kita hanya manusia yang bersungguh-sungguh mencoba merenung dan mencapai kesadaran terendah, dimana tuhan menjadi baik hati memberikan secuil inpirasi tentang masa depan, dan kita menyebutnya visi.

Salam perjuangan.

Sutan Jabok

Name: Sutan Jabok
Age: 23 thn
Obsesi: fotographer, dreamer, konsultan, pedagogue
Style: moderat, IDE [Inovasi, Dedikasi, Edukasi]
YM: eaton_gai / abieando

Percaya bahwa Allah itu Maha Adil, memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya. Memberikannya Ilmu pada siapa yang bisa memberi manfaat darinya.

Percaya perubahan itu bergantung pada manusia-manusia didalamnya, perubahan itu adalah sebuah rencana, sebuah tekad, kebersamaan, dan perubahan harus terstruktur.

Percaya bahwa setiap orang dilahirkan dengan takdir yang berbeda, dengan kredibilitas yang berbeda, dengan pemahaman terhadap dirinya yang bergantung pada pemahamannya terhadap tuhannya.

Percaya bahwa nilai seseorang adalah hal yang absolut sebanding dengan kredibilitasnya dalam keadaan bagaimanapun, apapun agamanya, apapun pemahamannya, apapun jenis kelaminnya, apapun isi kepalanya. Kredibiltas menyangkut hal-hal yang absolut terhadap kebaikan, amanah, kejujuran, empati dan penghambaannya terhadap tuhannya.

Percaya label ISLAM tidak akan pernah bisa dikenakan oleh siapapun yang lemah kredibilitasnya bahkan yang mengaku beragama Islam sekalipun.

Percaya bahwa takdir dan usaha berbeda dalam pandangan yang bergantung pada kausalitas waktu, melihat kedepan dengan usaha dan menerima yang ada dan yang terjadi dengan takdir.

13 January 2007

aku tak pernah ada

dia tak pernah tahu aku berjalan disampingnya
membuatnya bersandar disaat lelah
dan membuatnya mengeluh disaat kesah

dia tak pernah tahu aku berjalan didepannya
membuatnya mencari disaat terlalu cepat
dan membuatnya tak pernah menunggu disaat lambat

dia tak pernah tahu aku berjalan dibelakangnya
membuatnya tahu aku mengawasinya
dan membuatnya takut dengan pandanganku

tapi aku tak pernah ada
dan tak perlu menjadi kenangan

Politik Gelombang ke-Empat

Jika Alfin dan Heidi Toefler mengemukakan effisiensi dan efektifitas penggunaan Informasi sebagai politik gelombang ke-tiga, maka saya mengemukakan optimalisasi penggunaan energi sebagai politik gelombang ke-empat.

Bila aksi massif tan malaka sebagai prasyarat pertama, materialisme sebagai prasyarat kedua dan efisiensi dan efektifitas informasi sebagai prasyarat ketiga maka optimalisasi energi menjadi kunci yang terakhir hingga saat ini.

Iran, sebagai perwakilan negara ketiga menyadari ini dengan baik, penguasaan pangayaan uranium menjadi sebuah program pokok pengembangan yang sangat terfokus, terencana dan prospektif.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya saya menyinggung bahwa perkara energi konvensional mengacu pada kebijakan industri untuk menghasilkan energi secara massif, dan hal ini sangat baik teraplikasi pada pengembangan energi panas, thermodynamics, akan tetapi secara signifikan terlihat upaya pengembangan energi secara massif berefek ketidakmandirian masyarakat untuk memproduksi energinya snediri, akan tetapi perlu dikembangkan pula distribusi pengembangan energi yang lebih merata, artinya keperluan akan energi masing-masing individu harus bisa ditangani oleh masing-masing individu tersebut, sehingga pengembangan energi secara massif yang dipertanggungjawabkan oleh negara dipergunakan untuk menopang sarana dan prasarana publik.

Jika berbicara tentang distribusi energi maka kita juga mesti lihat sistem pembangkitan energi skala kecil dan menengah, dan hal ini dapat ditopang oleh sistem energi terbaharukan.

Pertanyaannya, masih tersisakah waktu bagi para petinggi negara untuk berpikir tentang energi dibandingkan pemfokusan pada bidang ekonomi, tentu ini berbalik kepada individu didalamnya.

cerita ini tak akan pernah usang

ada yang akan ku ingat selalu
senyummu disaat aku marah
dan dinginmu disaat aku tersenyum

aku baru tersadar
mungkin itu kehangatan yang kita bagi
dengan cara berbeda

namanya wie

aku memanggilnya wie...
hanya wie...

terima kasih yang tak akan pernah bisa terucap...
terima kasih memberi pelajaran berharga pada hidupku...
terima kasih...

kau memang lugu
kau memang sederhana, tanpa liku

sedangkan aku, kegelisahan terus menyapa
dan kompleksitas selalu menjadi ancaman buatmu

bila kita berbeda menurutmu biarlah...
tapi bila kau bertanya tentang pendapatku...

aku keras dan bersandar pada lembut
aku kompleks dan beristirahat pada kesederhanaan

satu menyatu menjadi dua...
apakah ada anak kunci yang berbentuk sama dengan rumahnya?

satu mengisi ruang kosong yang tak terisi olehnya sendiri
satu memenuhi ruang yang tak bisa ditempatinya sendiri

yah itu menurutku...
apakah kau tahu wie?

bagiku, kau selalu berharga...
maafkan aku...

11 January 2007

Mencari Kedamaian

Entah apa yang merasukiku
Jika syetan, enyahlah…
Tapi jika bukan, apa yang bisa ku perbuat…

Tuhan aku memohon padamu,
Hilangkan kegelisahan ini…
Atau selesaikan waktu ku saat amanah telah ku penuhi…

Aku, manusia tanpa cita-cita…
Tanpa ambisi…
Hanya kegundahan, dan bisikan yang membuatku berjalan…

Menapak, menengok dan berlari…
Jika telah selesai waktu, aku ingin dekat dengan Mu, secepatnya…
Karena aku rindu kedamaian yang dulu…

Kuda Liar

Aku bukan orang tolol yang berlari dengan obat dan anggur…
Aku bukan manusia yang lari dengan beban masih tertunggang…

Saat mereka tiada aku bangkit…
Dan saat aku tiada, ku harap mereka yang lain…

Diantara kuda perang yang ku tunggangi
Ada satu yang ku risaui…

Kudaku…

Jika jinak dia tak menapak,
Jika liar dia menggelisahi…

Sedangkan kekang tak ada yang memegang…
Kekang serabut nyawa berjuta manusia…

10 January 2007

terimakasih tuhan...

terima kasih tuhan...
disaat rinduku akan diriku kau hadirkan penyejuk bagi rasa ini...

kau temui aku dengan kegelisahanku
yang lebih dahulu berjuang sebelum aku...

we life in present

we life in present not past or future...
we life in present and never dissapointed in it, by make all peoples around happy...

03 January 2007

hidup gak selalu indah

hidup gak selalu indah...

walo kita berharap yang tidak indah itu yang memperindah hidup kita...

let them know.. they so meanfull for me...

hope they get it...

Recommended