Energi bukan hanya sebuah komiditi, tetapi juga adalah sebuah ide, konsep intelektual yang menonjol dalam sejarah keilmuan modern and teknik rekayasa (Dorf, 1977).
Dalam perkembangannya dewasa ini, tidak disadari pengkonsumsian energi telah didominasi oleh kegiatan industri. Pengkonsumsian energi yang besar ini mempengaruhi pola pengembangan energi, dimana pola pengembangan energi berkonsentrasi pada skala kuantitas, besarnya energi yang dapat dihasilkan oleh sebuah pembangkit energi, atau dengan kata lain pembangunan pembangkit energi pada umumnya terpusat pada satu kawasan tertentu.
Pada perkembangannya pula pengembangan energi bergerak dari satu titik marginal yang bertujuan menopang pengembangan peradaban (civilization) menjadi bertujuan menopang kegiatan perekonomian. Dan pada akhirnya proses ekonomi ini mendominasi pengembangan energi yang sedikit menimbulkan krisis dalam pengembangan peradaban, yang bermuara pada tidak terselesaikannya permasalahan kemiskinan, krisis ekonomi dan lain sebagainya.
Pengembangan suatu kawasan memerlukan suplai energi yang cukup, sehingga mampu menjadi penopang kegiatan-kegiatan pengembangan didalamnya, baik masyarakat, pendidikan, ekonomi dan berbagai macam lainnya.
Upaya pengembangan energi yang terpusat hendaknya mulai didistribusikan dan menjadikan tiap-tiap kawasan menanggung energi yang diproduksinya masing-masing.
Kerusakan Lingkungan, Polusi, yang diakibatkan oleh proses produksi dan pemanfaatan energi telah menjadikan pengembangan produksi energi dan pemanfaatannya dikonsentrasikan pada satu areal yang untuk mengurangi penyebaran polusi pada kawasan yang lebih luas.
Dua permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan pengembangan energi yang lebih ramah lingkungan dan pembangkit energi yang tersebar, sehingga bukan saja menanggulangi permasalahan lingkungan, tetapi juga mampu menopang kemandirian suatu kawasan.
Indonesia yang merupakan negara tropis yang memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahan yang berkembang di dunia secara umum. Krisis ekonomi menjadikan Indonesia sulit untuk berkembang, dilanjutkan pula oleh kekurangan konsumsi energi listrik yang menjadikan terhambatnya segala aktivitas yang berkaitan dengan listrik.
Tidak mampunya setiap kawasan untuk memproduksi energinya masing-masing menjadikan proses kemandirian dan pembangunan yang diusung oleh otonomi daerah mengalami hambatan yang sangat berarti. Pembangunan-pembangunan infrastuktur tidak ditopang oleh kemandirian masyarakat dan kegiatannya.
Energi alternatif sangat memadai dalam menjawab hal ini. Perkembangan teknologi yang sudah sedemikian maju dan pesat, menjadikan permasalahan energi elternatif ini bukan hanya sekitar “waterwheel” dan kincir angin. Biomass, Bio-Fuel, Hydro Power, Wind Power, dsb menjadikan pengembangan energi ini menjadi prospek atas keberlangsungan pembangunan. Effisiensi dan Efektifitas yang menjadi icon dalam pengembangan teknologi juga menjadi obsesi besar dalam pengembangan energi alternatif.
Hidropower adalah salah satu terobosan penting dalam ilmu pengetahun, konsep "perpetual motion' yang menjadi dogma bagi kalangan ilmuwan sejak abad ke-4 M memberikan terobosan-terobosan penting dalam ilmu pengetahuan [lengkap bisa dibaca di [http://www.hp-gramatke.de/]. Dimulai dari Da Vinci memberikan desain sebuah sistem mekanis yang bersilus berkelanjutan hingga leibniz yang menemukan bilangannya dalam rangkan menjawab dogma tersebut.
Hidropower yang diawali dengan pengembangan "water wheel" memberikan sebuah konklusi menarik tentang pengembanagan teknologi bahan dan teknologi secara umum. Bidang Energi yang menjadi poin penting dalam kemajuan seolah disamarkan untuk mendistribusikan keuntungan dalam satu areal kawasan.
Amerika Serikat mengetahui ini, hampir lebih dari 50% sumber energinya di impor dari negara-negara lain [bahan bakar minyak]. Kanada, jepang, Swiss menajdikan hidropower ini sebagai kekuatan terbesar mereka dalam bidang produktifitas energi. German yang saat ini menjadi pengusung dan "world leader" dalam bidang energi alternative memberikan sebuah terobosan menarik yang bukan cuma sekedar teknologi sederhana yang sering kita pahami.
Realitanya semua negara yang dilewati garis khatulistiwa memiliki potensi hidropower terbesar di dunia. Indonesia negara kepulauan yang bisa memaksimalkan garis pantai terpanjang diseluruh dunia dengan "Tidal Power" yang memanfaatkan gelombang pantai.
Kawasan Indonesia Timur sudah mulai berbenah dengan membangun 600MW "Hydro Plant" dikawasan Poso yang belum dipublikasikan secara gamblang ke media.
Secara Teknis, pengembangan Energi Hidro di Indonesia adalah hal yang sangat memungkinkan, akan tetapi kebijakan-kebijakan politis Pemerintahan yang sering kali menghambat pengembangan tersebut. Sehingga sudah saatnya Indonesia berbenah mempersiapkan sistem konversi energi dari "oil fuel" ke "alternative energy" dimana hidro power merupakan salah satunya. Dan menajdi pertimbangan kita pula untuk turut serta mengembangkan "Point of View" dalam menopang pengembangan SDM yang menjembatani terwujudnya hal tersebut.
No comments:
Post a Comment