DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com

MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...

as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...

Showing posts with label dialektika. Show all posts
Showing posts with label dialektika. Show all posts

04 December 2007

sekali lagi "mekanisme pasar"

mekanisme pasar memang telah mendikte dunia saat ini, satu yang berusaha saya pelajari jika monopoli tidak dapat berlangsung dalam mekanisme pasar yang (harus) liberal, maka yang ada adalah dominasi, dimana berbeda dalam hal dengan monopoli.

tapi tetap saja, dominasi mengantarkan suatu perusahaan kedalam bentuk upaya monopoli, lihat bagaimana Telkomsel dan Indosat yang sahamnya dimiliki oleh Temasek, akhirnya apa yang terjadi dominasi berubah menjadi monopoli.

lalu dimana mekanisme pasar terjadi?

opini saya sebelumnya bagaimana melepas dari jerat mekanisme pasar, yakni dari regulasi...

gambaran sederhana, coba main game strategy yang tentang nation management, seperti pharaoh, etc... lihat bagaimana penjualan dan pembelian barang, apakah diatur dalam mekanisme pasar?

jerat dari mekanisme pasar, sebenarnya bisa dihindari jika pihak-pihak yang melakukan transaksi berhadapan secara langsung untuk melakukan penawaran, atau dengan semakin kecil lingkaran area transaksi, pengaruh mekanisme pasar semakin kecil. (terilhami oleh film Le Grand Voyage / a-Rihlah Akbar, saat transaksi di money changer, dimana sang bapak lebih memilih penukaran di "calo" dengan tawar menawar yang alot )

28 November 2007

antitesis "mekanisme pasar"

saya berpikir tentang mekanisme pasar, dalam postingan sebelumnya...

lalu tempo hari saya bertemu dengan seorang kawan yang menyampaikan "pernah nonton beautiful mind??" John Nash (yg schizo, diperankan Russell Crowe), sebenarnya mekanisme pasar sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrinsik dari suatu barang, dan saya berpikir jikalau saat adam smith mengeluarkan tesis itu pasar dikuasai oleh para pemilik modal/tuan tanah, dimana prestige memiliki peranan tersendiri.

atas dasar prestige itu, harga sebuah arang pun (nilai ekstern) bisa menjadi mahal, jikalau mengisi ruang dari prestige itu sendiri.

jikalau ini yang memang terjadi, artinya pasar dewasa ini terhipnotis oleh teori tersebut, artinya teori tersebut dijadikan "fakta" oleh beberapa pihak tertentu, yang menjadikan mekanisme pasar seolah-olah terjadi.

bagaimana mungkin??

dengan perkembangan dewasa ini, seharusnya mekanisme pasar tak harus berdasarkan permintaan, karena dewasa ini pasar di dikte oleh produksi. tengok harga kendaraan, apakah berkaitan dengan permintaan? produsen menetapkan harga bagi suatu produk, dan mekanisme pasar tidak berjalan.

bagaimana?

19 November 2007

Biasa pun keren

Apakah dompet anda terbuat dari bangkai??
Sedikit cerita...

Waktu itu saya lagi "high mode" (ngebet/pengen banget/ingin sangat) beli sepatu bola, dan saat itu lagi tren juga futsal/street football, sepakbola dengan 5 orang pemain.

Tergiurlah saya membeli sepatu bola keren merek global (kelme -off record-) yang terbuat dari kulit kangguru dan merek lokal (specs -off record-) yang terbuat dari kulit juga (gak tahu kulit apa).

Dah surving sana surving sini, masuk toko sana toko sini, dan akhirnya timbullah minat ke dua merek itu.

Lalu sejenak saya singgah di penjual buku, ada sebuah buku berjudul "Fiqh Ekonomi Umar", dan saya pun tertarik membelinya, menimbang2 kemudian memutuskan mengorbankan alokasi untuk sepatu pun akhirnya saya beli buku itu, lumayan cukup mahal yang akhirnya membuat saya harus menuju "cinta produk lokal". ^^

Dan urunglah niat saya membeli sepatu pada hari itu, karena berhubung buku yang tebal, + 800 hal, akhirnya saya pulang kerumah untuk meletakkan yang akhirnya membuai saya untuk membaca buku itu.

Satu kata untuk buku itu "awesome"... ^^

Kemudian ada satu bab yang membahas tentang penjualan barang kulit, ada satu statement yang membuat saya kaget "apakah binatang yang kulit-nya kita pakai telah disembelih dengan bismillah? jika tidak maka bangkailah yang kita kenakan (umar)". Nah lho!!

Karena ragu berdiskusilah saya dengan seorang kawan, dia berkata berarti alas kaki kulit yang dipakai sahabat adalah bangkai. Dan membuat saya "iya juga".

Sampai malam ini saya menulis ini saya baru terfikir, pada masa jahiliyyah, dan arab saat zaman nabi, manusia menyembelih juga menyebut bismillah, dan yang membuat mereka syirik (menyekutukan) adalah menambah2 tuhan. Atau mereka kafir, tidak mengakui adanya tuhan. (bahas ini dilain kesempatan aja). Yang artinya timbul pula keraguan, apa dompet yang saya gunakan ini adalah bangkai?? hmmm...

Aha!!

Berarti bulatlah tekad saya, saya beli sepatu bola yang modis tapi yang biasa2 saja, tak mahal, tak kulit, dan biasa. ^^

Ngeri saya dengan bangkai... Lebih baik biasa...

14 November 2007

de Agitator

Getir mungkin bila bung Hatta masih ada saat ini, pendidikan Indonesia menjadikan bangsa ini diambang ke agitasinya sendiri, perilaku-perilaku barbar semakin menjadi, seolah topeng pendidikan hancur begitu saja oleh kelakuannya sendiri.

Pendidikan tak lebih dari sandiwara belaka, siapa yang memiliki akses berlebih dia lah yang unggul, siapa yang lebih beruntung dia lah yang didepan, tak ada tempat untuk kecerdasan dan kemampuan murni.

Akses tidak saja telah dimonopoli, tetapi juga dikebiri.

Siapa yang tak bisa menulis seperti ini, bila mereka memiliki akses yang sama. Inilah inti dari semuanya.

Jalan pintas harus segera dirumuskan sebelum anak-anak bangsa terjerembab di lembah agitator, prilaku premanisme bagi yang kemudian mengaku berdasi.

Hasil dari pendidikan, Teknologi, Informasi harus segera didistribusikan, bukan hanya barang konsumerasi ataupun jajanan cepat saji, sms sakti, konsultasi ataupun sapa selebriti.

Sabang dan Merauke harus mendengar dengung deforesasi, pembangunan vertikal, rumah tahan gempa, kelabilan geografis, gempa bumi, musibah, biofuel, nge-blog, email, internet, dan lain sebagainya.

Dan semua itu hanya demi satu tujuan, agar mereka tahu dan paham, hanya jeruji bagi mereka yang dzalim, hanya keterkucilan bagi mereka yang curang, hanya penyesalan bagi mereka yang lalai, hanya musibah bagi mereka yang aniaya.

Sehingga bukan hanya mereka menjadi cerdas, tapi tak perlu melakukan kesalahan yang sama dengan kita disini, mengatasnamakan identitas semu yang bernama rakyat.

Selamat hari pahlawan, wahai pemuda!

Trend Wacana Koperasi

Sebenarnya permasalahan koperasi bila secara subyektif saya katakan adalah kapabilitas SDM nya.

Coba kita tengok hari ini, di dunia maya jutaan situs menggunakan cara yang mirip dengan konsep koperasi yakni, transaksi kecil yang jumlahnya melimpah.

Intinya di manajemen atau lebih global lagi, pengorganisasian, kenapa bank lebih maju dibandingkan koperasi? SDM

Bila SDM bank berdasi (baca: rata-rata berpendidikan tinggi), lalu bagaimana dengan koperasi?

Jikalau konsep koperasi ini mampu berjalan, saya pikir masalah kesejahteraan rakyat bisa kita pikirkan untuk dikembangkan. Kenapa?

Jawabnya mudah saja, karena banyak regulasi dan perundangan yang sudah dibuat untuk ini, sehingga menjalankan koperasi secara tidak langsung sudah dibuat kondusif oleh perundangan yang ada, atau bahasa lugasnya koperasi terakui secara formal.

13 November 2007

Putingbeliung, Jogja

Sudah tiga hari belakangan ini angin "putingbeliung" menyapa jogja, ada apa gerangan?

Jikalau melihat dari sifat angin yang membentuk aliran pusar, maka sesuai dengan sifat aliran pusar itu sendiri yang memiliki kenaikan tekanan tak berhingga karena kecepatan yang meningkat dikarenakan tak ada luasan yang memaksa tekanan untuk bertahan minimal pada satu batasan tertentu.

Jadi solusinya untuk menghindari adanya aliran pusar salah satunya adalah memberikan luasan, untuk menghindari adanya penurunan tekanan dan kenaikan kecepatan yang drastis.

Jikalau melihat dari sebelum terjadinya pusaran itu sendiri, dikarenakan bergumulnya lebih dari satu aliran yang berbeda vektornya (arahnya), maka yang perlu dihindari adalah pertemuan dua aliran yang berbeda arahnya.

Jikalau melihat jauh lebih kebelakang lagi, aliran yang kencang adalah permasalahannya maka kita harus memberikan friksi (hambatan) dalam area alirannya, atau memecah aliran tersebut.

Untuk permasalahan di jogja, menurut hemat saya dapat disebabkan oleh penyebab yang terakhir, tidak adanya tumbuhan atau pepohonan dan area jogja yang landai, mengakibatkan aliran udara tidak mengalami friksi.

Ditambah pula jalan raya di jogja yang pada umumnya lurus, memberikan kesempatan bagi aliran untuk menambah kecepatannya.

Dari sudut pandang diatas dengan cara menanam hutan-hutan kecil di jogja dapat memberikan friksi dan luasan area bagi aliran untuk tidak menambah kecepatan ataupun membuat pusaran

Akan tetapi tetap saja, ini pun hanya salah satu dari banyak solusi yang ada.

Predict the rainy-wind flow

Alam memberikan tanda-tanda yang mengagumkan.

Udara mengalir dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah, atau terjadi sebaliknya dimana tekanan rendah menarik udara dari tekanan tinggi, relatif, bergantung bagaimana kita mau memandangnya.

Berdasarkan teorema sederhana diatas, maka yang perlu dicermati adalah cuaca sebelum hujan. Apakah terik, panas, atau sedang-sedang saja.

Jika panas, maka berhati-hatilah bisa jadi pada saat hujan akan ada angin yang menyertai.

Seberapa kencang angin, memang relatif, banyak variabel disini.

Tapi secara regional dapat kita coba ambil asumsi, jika perbedaan cuaca cukup tinggi, angin akan lebih kencang dari biasanya. Dan saatnya untuk bersiap-siap terhadap apa yang akan terjadi.

Semoga tips ini membantu.

Konstruktor, Developer & Runner

Jikalau di definisikan mungkin banyak orang sudah paham, konstruktor identik dengan founder, orang yang membangun sesuatu, dan bisa jadi membangunnya dari awal, ataupun membangunnya dari setengah dan menjadi utuh.

Developer adalah seorang pengembang. Bila disimulasikan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi, maka konstruktor adalah yang melakukan pembangunan dengan cara intensifikasi, dan developer adalah yang melakukan pembangunan dengan cara ekstensifikasi.

Bila disimulasikan dengan proses pertumbuhan, maka konstruksi adalah pertumbuhan dinamis hingga mencapai bentuk statis, artinya sedikit perubahan bentuk, dan kemudian (developisasi) berkembang dalam segi ukuran yang statis.

Bila disimulasikan dalam klausul kualitas dan kuantitas, maka konstruksi adalah ukuran kualitas dan developisasi adalah ukuran kuantitas.

Lalu dimana runner?

Runner adalah seorang pejalan yang berada dalam tatanan yang telah dikonstruksi dan atau sedang dikembangkan (develop). Dia adalah yang mampu menjalankan sistem yang telah dikonstruksi dan atau sedang didevelopisasi.

Definisi ini menjadi penting, dikala tipikal manusia pekerja yang berada dalam tatanan sistem berusaha dideskripsikan, jangan sampai meletakkan seorang runner dalam sistematisasi proses konstruksi dan developisasi, dan jangan sampai pula meletakkan seorang kontruktor atau developer dalam sistematisasi proses running (menjalankan).

Pak Yusril jadi Blogger

Mungkin berbeda dari kebanyakan orang, ada yang melampiaskan Blog adalah laksana catatan harian, atau ada pula yang menjadikan blog adalah tempat "curhat", ini adalah umumnya, adapun Blog ditujukan untuk kepentingan ilmiah, semisal jurnal, berbagi ilmu dan lainnya. lihat kategori blogger by wadehel

Adapun blog yang isinya didominasi oleh pandangan berfikir seseorang (sebut saja dialektika), ini yang membuat saya cukup tertarik, bagaimana setiap kata dipilih, setiap kalimat dipilah, bukan hanya sekumpulan kata-kata yang berima tapi juga memiliki makna yang menyiratkan elemen-elemen pemikiran-pemikiran yang mewarnai kepala sang penulis.

Nah ini yang saya lihat ketika membaca pengantar Blog (pak) Yusril Ihza Mahendra, tak perlu ada pandangan berlebihan tentang tren-tren berita, cukup berbeda, tak perlu mengulas isi berita media massa, tak perlu membela diri, jika menggunakan logika "equality, reader and non-reader", sebanyak apa yang membaca maka sebanyak itu pula yang tidak membaca, jadi untuk apa menjelaskan yang telah jelas-jelas terlihat dari diri kita?

Cukuplah sebuah pandangan, dan biarkan itu mendominasi penilaian.

Seperti "mukaddimah" yang menjadi salah satu karya yang luar biasa, dan itu hanya sebuah pengantar (mukaddimah)...

Tapi apapun itu biarlah sesuai dengan tempat berdirinya, untuk menjamin fungsinya.

05 November 2007

aristotle in indonesia

kata siapa Indonesia gak punya aristotle, ada gajahmada yang berbicara tentang [sistem] nusantara, ada dt. ribandang dan dt.ketemanggungan yang bicara tentang peradaban dan mirip sama aristotle, ada kartosuwiryo yang bicara tentang masyarakat islam, ada hatta yang bicara tentang [sistem] kedaulatan rakyat, dan masih banyak lagi...

jadi kenapa Indonesia nya masih kayak gini? Sama kayak aristotle kayaknya, deskripsi aristotle tentang hubungan negara-masyarakat [politics] ternyata tidak menjadi sesuatu yang ideal di yunani, dan kembali ke pertanyaan telur atau ayah yang terlebih dahulu?

marx, sebagai tokoh industri

Marx, siapa yang tidak kenal marx, patutnya marx dihargai lebih dari sekedar seorang filosof, kritisinya terhadap industrialisasi patut mendapatkan porsi dalam katalog pengkritisi industrialisasi.

Seperti kebebasan [industrialisasi] dengan aturan [undang-undang] itu sendiri...

01 November 2007

manusia dual core

Benarlah tesis Friedrich Engels "The Principles of Communism", model pembagian kerja akan sepenuhnya lenyap, ketika model pembagian kerja (yang sederhana) akan tergantikan oleh mesin, pendidikan akan memungkinkan anak muda sejak dini telah akrab dengan keseluruhan sistem produksi dan sanggup berpindah-pindah dari satu cabang produksi ke cabang produksi lainnya, mengikuti apa yang dibutuhkan masyarakat (disadur dari agama itu bukan candu, Eko P. Darmawan)

Manusia Dual Core layaknya sistem operasi yang mampu melakukan banyak kerja secara bersamaan.

Tengoklah disekitar kita, bahkan diri kita sendiri, kompleksitas yang dituntut oleh keadaan sebenarnya dibuat oleh manusia sendiri.

Merasa tersaingi oleh mesin yang dibuat oleh manusia sendiri.

Bila Engels benar, maka satu-satunya cara untuk menyaingi dominasi mesin adalah dengan cara pendidikan, sejak dini anak muda mengenal sistem produksi secara keseluruhan.

Keterbatasan kinerja mesin berada pada tingkat logika kerja yang dilakukan, dimana human brain mampu melakukan kinerja dengan tingkat logika berlapis.

Akan tetapi ketika pendidikan menjadi sebuah keterbatasan, menjadi sebuah kendala, maka petaka dari tesis Engels adalah, dimana manusia akan tetap ada yang diatas dan yang lainnya ada dibawah, atau ada yang jadi pemilik modal dan ada yang menjadi pekerja.

Dan dengan tingkat pendidikan Indonesia yang masih seperti ini, maka bisa diasumsikan mayoritas SDM Indonesia masih berada tingkatan pekerja.

Hanya satu untuk memperbaiki keadaan, PENDIDIKAN.

25 October 2007

ceriwis yang miris

tertawa saja kerja dia, sedikit mengeluh dan bertanya tentang keadaan republik...

ku jawab, ya biasa-biasa saja, sama sperti hari kemarin, hanya kebodohan yang merakyat didada kita...

tapi dia terus mendesak, bangsa ini harus bangkit ujarnya, tapi bagaimana tanyanya...

ku jawab, itu kamu yang jawab, karena bagiku banga ini sudah bangkit, hanya saja ada segelintir orang yang merepresentasikan bahwa bangsa ini adalah orang bodoh...

lalu ia potong aku berbicara... seperti kita, ya boz...

ya, sperti kita.. ujarku...

03 October 2007

institusi miss

Hambatan terbesar bagi perkembangan Indonesia yang kerakyatan adalah instrumen institusi itu sendiri. Sebagaimana bagusnya sang pemimpin, baik sekalipun, belum tentu bisa merubah keadaan yang terjadi di karenakan nya tidak adanya instrumen yang bisa dioptimalkan untuk menjamin kerakyatan itu sneidri.

Dalam konsep neoliberal, tujuan utama dari pemerintahan adalah menjamin adanya pertumbuhan yang pesat dalam perekonomian kapital, dimana dominasi salah satu pihak diperbolehkan. Hal yang berbeda yang menganut sistem kerakyatan atau welfare state, dimana dalam setiap institusi terdapat instrumen-instrumen yang menjamin kepentingan tertinggi lembaga negara adalah keadilan sosial, walaupun bukan dengan cara menjadi negara sosial.

Dalam konsep neoliberal, pasar bebas, yang dianut oleh amerika, dewasa ini dikenal sebuah terobosan yang bernama pengembangan aset masyarakat. Aset masyarakat dikembangakan dengan tujuan mengcounter kepentingan masyarakat yang tidak disediakan oleh negara.

Untuk Indonesia, dimana dalam idealisme para manusianya terbesit wacana-wacana untuk menjamin kehidupan sosial, tapi malang, cara-cara yang digunakan adalah cara-caa yang menganut sarkastik liberalisme. Artinya entah kapan kita akan benar-benar melihat dalam negara ini apakah keadilan sosial benar-benar dapat terjamin.

Amerika yang menggembor-gemborkan demokrasi ternyata menyimpan udang dibalik batu, ketika perangkat demokrasinya telah mampu menggerogoti suatu negara, maka secara tidak langsung perangkat penjaminan terhadap pasar bebas neo liberal terbuka, inilah salah satu strategi dalam belahan dunia untuk merubah aset-aset penting dalam dunia (red.) menjadi lebih demokratis (neoliberal red.) artinya peluang untuk berbisnis pun lebih besar.

Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah kita tahu?

Pendidikan

Dalam sejarah bangsa-bangsa di Dunia, eksistensi suatu bangsa ditopang oleh pilar-pilar SDM yang kuat disetiap bidangnya. Ketika agama (apapun itu) menjadi sebuah asas hidup (way of life), berada diluar doktrin dinamis keilmuan maka agama menjadi sebuah platform yang mendasari cara berfikir suatu individu (point of view).

Maka norma-norma dasar kehidupan (ethics) menjadi suatu hasil (product) yang substansial pada masa tersebut. Keilmuan yang kemudian berkembang dari dasar-dasar pemikiran (platforms) seperti itu yang kemudian menjadi solusi bagi kehidupan, ilmu yang bermanfaat.

Eksistensi sistem distribusi keilmuan yang telah berkembang dari berpola kelompok-kelompok kecil (halaqah) berkembang menjadi sistem kelas, memberikan dinamisasi tersendiri dalam perkembangan keilmuan.

Ilmu harus berdiri tegak dalam posisi yang jelas, tumbuh dari sumber yang jelas, tidak berada dalam persimpangan atau tren kekinian. Ketika Ilmu identik dengan hal-hal yang baru (Inovation) maka tidak pernah ada kata cukup.

Dan Ilmu Allah itu melimpah...

20 June 2007

a 'mean' of leadership

Leadership is a matter of having people look at you and gain confidence [..] [anonim]

18 June 2007

Hidropower, wacana usang yang meminta perhatian (bagian kedua)


Perkembangan Dunia dewasa ini memiliki ketergantungan yang sangat besar sekali pada sektor Energi, bagaimana sektor Energi mampu mempengaruhi sektor Politik dan Ekonomi tentu menjadi korelasi yang unik untuk dideskripsikan. Banyak permasalahan di Dunia ini memiliki korelasi yang sangat dekat dengan problema-problema pendistribusian energi, menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan berbagai efek terhadap Lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi energi dan pemanfaatan energi. Yang bahkan dikarenakan ketimpangan pendistribusian energi ke seluruh dunia, menimbulkan problema-problema besar di sebagian belahan dunia, seperti krisis ekonomi dan peperangan.

Energi bukan hanya sebuah komiditi, tetapi juga adalah sebuah ide, konsep intelektual yang menonjol dalam sejarah keilmuan modern and teknik rekayasa (Dorf, 1977).

Dalam perkembangannya dewasa ini, tidak disadari pengkonsumsian energi telah didominasi oleh kegiatan industri. Pengkonsumsian energi yang besar ini mempengaruhi pola pengembangan energi, dimana pola pengembangan energi berkonsentrasi pada skala kuantitas, besarnya energi yang dapat dihasilkan oleh sebuah pembangkit energi, atau dengan kata lain pembangunan pembangkit energi pada umumnya terpusat pada satu kawasan tertentu.

Pada perkembangannya pula pengembangan energi bergerak dari satu titik marginal yang bertujuan menopang pengembangan peradaban (civilization) menjadi bertujuan menopang kegiatan perekonomian. Dan pada akhirnya proses ekonomi ini mendominasi pengembangan energi yang sedikit menimbulkan krisis dalam pengembangan peradaban, yang bermuara pada tidak terselesaikannya permasalahan kemiskinan, krisis ekonomi dan lain sebagainya.

Pengembangan suatu kawasan memerlukan suplai energi yang cukup, sehingga mampu menjadi penopang kegiatan-kegiatan pengembangan didalamnya, baik masyarakat, pendidikan, ekonomi dan berbagai macam lainnya.

Upaya pengembangan energi yang terpusat hendaknya mulai didistribusikan dan menjadikan tiap-tiap kawasan menanggung energi yang diproduksinya masing-masing.

Kerusakan Lingkungan, Polusi, yang diakibatkan oleh proses produksi dan pemanfaatan energi telah menjadikan pengembangan produksi energi dan pemanfaatannya dikonsentrasikan pada satu areal yang untuk mengurangi penyebaran polusi pada kawasan yang lebih luas.

Dua permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan pengembangan energi yang lebih ramah lingkungan dan pembangkit energi yang tersebar, sehingga bukan saja menanggulangi permasalahan lingkungan, tetapi juga mampu menopang kemandirian suatu kawasan.

Indonesia yang merupakan negara tropis yang memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahan yang berkembang di dunia secara umum. Krisis ekonomi menjadikan Indonesia sulit untuk berkembang, dilanjutkan pula oleh kekurangan konsumsi energi listrik yang menjadikan terhambatnya segala aktivitas yang berkaitan dengan listrik.

Tidak mampunya setiap kawasan untuk memproduksi energinya masing-masing menjadikan proses kemandirian dan pembangunan yang diusung oleh otonomi daerah mengalami hambatan yang sangat berarti. Pembangunan-pembangunan infrastuktur tidak ditopang oleh kemandirian masyarakat dan kegiatannya.

Energi alternatif sangat memadai dalam menjawab hal ini. Perkembangan teknologi yang sudah sedemikian maju dan pesat, menjadikan permasalahan energi elternatif ini bukan hanya sekitar “waterwheel” dan kincir angin. Biomass, Bio-Fuel, Hydro Power, Wind Power, dsb menjadikan pengembangan energi ini menjadi prospek atas keberlangsungan pembangunan. Effisiensi dan Efektifitas yang menjadi icon dalam pengembangan teknologi juga menjadi obsesi besar dalam pengembangan energi alternatif.

Hidropower adalah salah satu terobosan penting dalam ilmu pengetahun, konsep "perpetual motion' yang menjadi dogma bagi kalangan ilmuwan sejak abad ke-4 M memberikan terobosan-terobosan penting dalam ilmu pengetahuan [lengkap bisa dibaca di [http://www.hp-gramatke.de/]. Dimulai dari Da Vinci memberikan desain sebuah sistem mekanis yang bersilus berkelanjutan hingga leibniz yang menemukan bilangannya dalam rangkan menjawab dogma tersebut.

Hidropower yang diawali dengan pengembangan "water wheel" memberikan sebuah konklusi menarik tentang pengembanagan teknologi bahan dan teknologi secara umum. Bidang Energi yang menjadi poin penting dalam kemajuan seolah disamarkan untuk mendistribusikan keuntungan dalam satu areal kawasan.

Amerika Serikat mengetahui ini, hampir lebih dari 50% sumber energinya di impor dari negara-negara lain [bahan bakar minyak]. Kanada, jepang, Swiss menajdikan hidropower ini sebagai kekuatan terbesar mereka dalam bidang produktifitas energi. German yang saat ini menjadi pengusung dan "world leader" dalam bidang energi alternative memberikan sebuah terobosan menarik yang bukan cuma sekedar teknologi sederhana yang sering kita pahami.

Realitanya semua negara yang dilewati garis khatulistiwa memiliki potensi hidropower terbesar di dunia. Indonesia negara kepulauan yang bisa memaksimalkan garis pantai terpanjang diseluruh dunia dengan "Tidal Power" yang memanfaatkan gelombang pantai.

Kawasan Indonesia Timur sudah mulai berbenah dengan membangun 600MW "Hydro Plant" dikawasan Poso yang belum dipublikasikan secara gamblang ke media.

Secara Teknis, pengembangan Energi Hidro di Indonesia adalah hal yang sangat memungkinkan, akan tetapi kebijakan-kebijakan politis Pemerintahan yang sering kali menghambat pengembangan tersebut. Sehingga sudah saatnya Indonesia berbenah mempersiapkan sistem konversi energi dari "oil fuel" ke "alternative energy" dimana hidro power merupakan salah satunya. Dan menajdi pertimbangan kita pula untuk turut serta mengembangkan "Point of View" dalam menopang pengembangan SDM yang menjembatani terwujudnya hal tersebut.

14 June 2007

proses "blur" pada pencarian jati diri

aha!!
--

masih banyaknya orang-orang yang terjebak dalam pencarian jati diri sekarang ini perlu dipertanyakan "sejauh mana pendidikan mampu memfasilitasi-nya menjadi insan kamil"? at least bagi dirinya sendiri...

banyaknya fenomena interest individu melanjutkan pendidikam adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. tapi sampai kapan hakekat ini terus bergeser, bahkan hingga ajalnya menjemputnya masih bertanya-tanya tentang ketidak puasan yang telah dicapainya selama ini...

mengatakan tidak menyesal memang mudah, tapi apakah itu yang tersimpan dalam hati yang terdalam? apakah pertanyaan dasar "siapa aku?" sudah terjawab.

yah inilah kemajuan, semua berlomba-lomba mencari kebutuhan yang tidak dibutukan, pertanyaannya sampai kapan??

entahlah, saya pun tak bisa menjawab...

07 June 2007

i miss this dialogue...

just a note:

Spekulasinya bhw perjalanan perkembangan koloni manusia hampir miripdengan gurindam. bersajak AB-AB. demikian juga dengan jalan sejarahmanusia. selalau saja jika digeneralisir memperlihatkan perulangandari masa satu masa ke masa berikutnya. Jika dahulu sebelumnyadaripada masa sebelum ini, penekanan pada individu lebih dominandibadning kelompok atau system. masa itu individu membangun kelompok.Lalu persis semasa sebelum skrg penekanan lebih banyak pada kelompokyg tersistimasi. System kelompok lantas membangun individu. Lalupersis semasa setelah itu (mungkin saja baru mulai saat ini ataumungkin telah mulai bbrp waktu yg lalu bagi sebagian org atau tak akanpernah mulai bagi yg lainnya), system kelompok mulai kehilangan akal.individu yg terbangun didalam nya mengobrak abrik system itu sendiri.namun gejala selalu saja benar. yg suka salah hanyalah yg mengamati.maka terlihat bahwa pengembangan kembali tertumpu pada individu.gejala jaman pencerahana baru mulai terlihat dalam bbrp lapisanindividu. itulah jaman gelombang kearifan dan spirituil. kesadaran bhwnilai kebaikan perlu dikembang biakan di lingkungan sendiri yg dimulaidari diri sendiri. memang tak ada pilihan krn tak akan pernah ada orglain yg akan menyemaikannya utk kita. bahkan menabrak batas negara.Romantisme nasionalisme terkelahkan oleh romantisme harmonisasi. inimasuk akal saja. krn setiap kita membangun atribut eksklusif apapunatas diri atau kelompok maka segera kita membangun batas dengan yglain. sementara harmonisasi tak mungkin terjadi jika tak berada dalamkesetimbangan keseluruhan. lantas jika hal diatas benar makasystem/idiologi negara sudah tdk lagi merupakan isu yg perludipusingkan. mulai saja dari tempurung kepala sendiri2. bahwa kitaperlu bekerja juh lbh keras dari saat ini dg benar dan memperhatikanlingkungan sekitar kita serta dukung mendukung satu sama lain.sayang sekali bhw tan malaka, bung hatta, bahkan socrates tak ada dimasa ini. jika ada mungkin kita akan mendengar pendapat mereka ygberbeda dari apa2 yg pernah mereka sampaikan. maka dari itu. segalanya ada dipundak dan persepsi kitas sahaja.tapi kalao indonesia rasanya tak perlu begitu memusingkan hal ini.kalo dilihat riwayat, memang kita hanyalah humus dari peradaban.menyuburkan mereka dari pinggiran wilayah peradaban utama. yg jelaskita ini adalah tak berakar. mulai dari candi barobudur sampai gedungdavinci, semuanya dalah karya org2 pendatang. dulu para leluhur kitaberhasil menepikan para penetap sebelumnya dg membawa peradaban2 ygtelah tak terpakai di daratana utama. dan skrg kita pun mulaitertepikan oleh pendatang2 baru yg akan jadi leluhur baru buatgenerasi berikutnya. lalu dimanakan pijakan kita melihat realita ygada ini? [a friend]

asik... nongol juga...
---

setiap kamar ada ruang, setiap ruang ada yang emnempati dengan ritme dan bahkan nafas busuk yang tak akan ingin kita hirup, tapi tetap dia sekamar dengan kita
---

wajah peradaban tak pernah sama tapi seorang kawan selalu mengatakan mereka berjalan dalam ritme yang sama, hanya saja kadang pengamat pun tertipu dengan gemerlapnya...

mengulangnya tak perlu kerja keras, lepas semua atribut demi sebuah niat yang bijak... kesejahteraan, bagi semua, dan tentu kita ada didalamnya... entah apa kata socrates melihat kita yang hanya mencoba menjadi lecture dari dalam lemari kaca... tentu hatta juga akan tertawa ringan... esok sore tak jadi main bola kata tan malaka, ada gerangan aksi massa di negara ku tentang "nafsu"... lalu kata syahrir, lebih baik aku bermain dengan anak kecil, karena masa depan adalah mereka bukan aku... [jabok]

Tak begitu lama berlangusng ketika continent masih dianggap planet. Bahkan hanya sampai ditemukan "curragh" sebelum kapal kecil melayari laut, segera saja pradaban tercampur baur. Imigran china primitif menjadi org indian di tanah amerika. Ketika itu nenek buyut colombus un belum dikawini oleh kakek buyutnya. Tak sempat menunggu pesawat terbang ada, kamar2 peradaban mulai menggeser dindingnya kehalaman rumah. Dan saat ini peradaban bahkan sudah tak punya rumah. Yang ada hanya peradaban global. Manusia.. manusia... manusia. Tak penting minang, tak penting jawa dan tak penting indonesia. Perdaban kita bahkan sedang menunggu sandingan barunya yg tak kunjung juga datang. Atau jangan2 telah pula tercampur disini.Lalu tak lama setelah "spearman" jadi trooper yg populer di awal perkembangan militer, bangsa sparta mulai membangun pasukan khusus. Ini menimbulkan banyak kekuatan berimbang dari para veteran tentara sparta. tak ada diantara mereka yg tak takut pada temannya. Tak ada legitimasi kekuasaan, maka dicetuskan elemen politik baru disebut parlemen. lalu ini lah yg kemudian disebut dengan demokrasi. lahir dari rasa saling takut dan sungkan para sejawat dan kandidat2. Lalu jaman menggiringnya menjadi lain. Demokrasi diperlukan krn rakyat takut pada penguasa. Hehe... lalu bergulirlah berbagai variant dari gagasan ini. sampai hari ini. Yang ada kita terseret arus lupa diri dan lupa kontek. Lihatlah betapa individu menjangkau semakin jauh dalam bumi yg tak lagi begitu bulat ini. Sementara terobosan baru dalam gagasan system/idiologi pengelolaan masyarakat belum juga lahir. Maka dari itu individu terbebani utk menjaga kesinambungan harmonisasi. Inilah bentuk lain dari penungguan peradaban. Gagasan ttg konsep komunitas baru yg efektif sedikit terlambat dibanding kecepatan perkembangan individu. Tentu saja mulai dari scorates, hatta dan tan malaka serta syahrir tak tau menahu ttg ini. Paling kalau mereka hidup lagi, mereka akan membuat iklan minta maaf di berbagai media masa ttg apa2 yg telah mereka konsepi dahulu itu.Perkembangan kosep sedang idle. Akar konsepsi yg ada masih berupa akar lama yg tak lagi menjangkau perkembangan hari ini.yang ada hari ini adalah yg tua terus menjadi makin tua sedangkan yg muda menjadi tua lebih cepat. [a friend]

karatau madang di hulu
babuah ba bungo balun

ka rantang awak dahulu
jo kuah dek ota lalu...
---
"spearman" entah kapan pernah masuk dalam sejarah bangsa ini, cerita bambu runcing pun sedikit tergoda oleh si "boy"...
---
imperalisme, satukata dari sebuah efek domino kerakusan... pembelaan atas kedaulatan terlihat dari balik jendela tetangga seperti pemberontakan, sedangkan perampasan dari jendela sebelah seperti menciptakan kejayaan yang baru...

penipuan besar2an atas nama agama terjadi, hingga tuhan pun diakali dengan dalih ketaatan pada putera surya... penipuan tersestafetkan, karena memang tuhan tdiak pernah berjanji menjaganya... perkembangan perundangan, perubahan manifesto berkiblat pada agama... sayang tak semua orang tahu... pidana perdata tak lebih otokrasi vatikan mengatakan bahwa kami adalah raja diraja, hingga inggris menyatakan berpisah... dalam satu cerita arthur penduduk inggris asli adalah liar, bersembunyi dibalik pepohonan mencari mangsa... hingga bangga gog dan magog (ya'juj ma'juj di lain versi) menjadi simbol gedung dewan rakyat..

dilain dunia, sebuah peradaban tercipta ketika sekat polis yang terbatas karena pembagian keseganan, menjadikan demokrasi ditikam oleh demokratos, demokrasi dipecundangi oleh mayoritasnya sendiri... sama seperti yang kini terjadi, kesepakatan berbuat menjadi pangkal tanpa ada yang bisa mencegah kecuali terkucil dalam demokrasi... penyakit demokrasi kata plato adalah kesepakatan... jadilah bisa dilihat ketika demokrasi menghasilkan penyakit dimana2, tak lebih pertanda bahwa demokrasi telah digerogoti oleh orang2 yang salah sebagai pembelanya... bila ini sudah terjadi status quo yang memunculkan otokrasi akan menciptakan satu pola perubahan besar, dimana sistem desentralisasi akan mengamankan negara dari chaos...

tapilah kapan, ketika ufuk senja sudah mulai menyambut malam sedangkan tan malaka berkata hayya alashalah... revolusi dimulai... [jabok]

----
dari bahasa yang tersirat ini muncul sebuah logika dan inspirasi... siapapun itu, thank you very much, i really need this point...

10 April 2007

Nasionalisme dan Eksistensi kehidupan Beragama

Sejarah bangsa-bangsa telah menceritakan sebuah fakta, peradaban yang tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat adalah peradaban yang telah mampu memberikan tempat bagi spiritualisme, yang berikutnya saya sebut dengan agama.

Tanpa bermain dengan deskripsi, Nasionalisme adalah sebuah pengakuan untuk berdiri sebagai pemegang kedaulatan suatu tatanan yang disepakati bersama dalam satu ruang lingkup teritorial tertentu. Sedangkan Agama memiliki makna yang hampir sama, hanya saja tidak terpaku pada ruang lingkup tertentu, akan tetapi pada satu obyek tauhid, yakni tuhan.

Sehingga sepantasnya urusan nasionalisme memiliki sedikit persinggungan dengan urusan keberagamaan, terlebih urusan negara sudah kembali pada umumnya, pada permasalahan kedaulatan rakyat, yang sudah menyingkirkan jauh-jauh ego-sentris otoritarian.

Akan tetapi dalam tataran Real, apa yang saya intuisikan diatas akan terhalang pada satu kondisi, yakni kepentingan. Kepentingan perorangan atau Individu memiliki peranan yang cukup signifikan untuk membatasi sejauh mana dua hal tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara vertikal tanpa berusaha membelit satu sama lain.

Toleransi yang sering dikemukakan oleh banyak orang, termasuk negarawan dan agamawan, seharusnya tak perlu menjadi bahasan yang patut diajukan, karena melihat konteks yang kita bicarakan sebelumnya, keduanya adalah hal yang berlainan.

Ketidakpahaman atas dua konteks yang kita bicarakan diatas yang menjadikan negara menjadi sang penguasa monopoli kegiatan beragama atau yang kemudian menjadikan agama menjadi kendaraan untuk mengabsahkan kegiatan kenegaraan.

Sehingga untuk mewujudkan nasionalisme dan mempertahankan eksistensi agama adalah dengan cara memahami dengan baik cara bernegara, sehingga sepatutnya kata-kata pengabsolutan agama tertentu untuk mengusung eksistensi nasionalisme patut dipertanyakan, sejauh mana sdm-sdm yang ada mampu memahami bernegara menurut agamanya.

Recommended