24-Oktober-07
Kebijakan Energi di Indonesia realitanya masih lemah, sebanding dengan kurang bergeliatnya semangat energinisasi di Indonesia itu sendiri.
Sebenarnya jika mau ditilik kebelakang, penelitian dan pengembangan energi di Indonesia sudah dimulai jauh-jauh hari setelah kemerdekaan Indonesia.
Reaktor nuklir pertama Indonesia yang merupakan hibah dari Uni Soviet memberikan posisi tawar yang lebih kuat di dunia Internasional.
Sinyalemen yang sebenarnya adalah, bukan terletak pada hebat atau canggihnya reaktor nuklir yang kita miliki, tentunya memang ini tidak salah pula, akan tetapi kita berbangsa dan bernegara di sini bukan untuk sekedar gagah-gagahan, sehingga yang nyata disini adalah [berdasarkan pengamatan] perkembangan energi sebanding dengan perkembangan produksi, dimana perkembangan produksi sebanding dengan perkembangan pendapatan [perkapita], dimana pendapatan perkapita ini sebanding pula dengan perkembangan pendapatan negara [dari pajak misalnya].
Akan tetapi tetap saja, justifikasi semacam ini bisa dikatakan sepihak oleh para pemerhati energi, akan tetapi tetap saja, semua unsur produktifitas bisa dicapai dalam skala yang effisien disaat energi untuk menghasilkannya juga effisien atau dengan bahasa keseharian kita adalah murah.
Tidak perlu menunggu pemerintah, pemda, atau pihak yang lainnya. Hal semacam ini sebenarnya bisa dimulai dari lingkungan sekitar kita sendiri.
Ketika kita mulai dari diri kita sendiri, sebenarnya kita sedang memetakan pola pengembangan kita sendiri. Atau dengan bahasa sederhananya kita mengembangan energi berdasarkan kebutuhan kita.
1200 w untuk listrik rumah sudah termasuk memadai, semisal satu kolektor dengan area 1 m2 mampu menghasilkan 120 w listrik, maka dibutuhkan sekitar 10 m2 untuk menghasilkannya.
Apakah 10 m2 terlalu luas? bagaimana bila dibandingkan dengan 1200 watt listrik rumah yang bila kita pakai akan memberikan harga yang mahal, dan 1200 watt listrik kolektor solar yang bisa digunakan 10 jam sehari [dengan asumsi cahaya matahari dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore], dan tidak ada tambahan biaya operasional.
Ini adalah hal yang luar biasa. Akan tetapi kembali ke permasalahan awal kita bangsa Indonesia, apakah kita mau? atau hal ini menjadi skeptik kita yang berikutnya karena keengganan menggunakan gas dibandingkan minyak tanah untuk memasak.
DAFTAR ISI: tentang saya | being moderat | project5 | galeri | simple view | tanJabok.com
MAN BEHIND ME: muhammad, syekh abbas, afa, tan malaka, m.hatta, m.natsir, dt.ribandang-dt.ketemanggungan, umar bin khatab, ali bin abi thalib, etc...
as MINANG's: it isnt about narsism, every man shouldnt forget who they really are... if they do, they just burried their identity, let this be our opportunities/potentials, not threats... a half man dont know where they stand on...
my PROFILEs-SOCIETYs: insancendekia ∙ friendster ∙ goodreads ∙ multiply ∙ andoide ∙ facebook ∙ flickr my WEBs-BLOGs : andodinejad ∙ tanjabok ∙ intuition AFFILIATES : insancendekia ∙ iaic learning center ∙ forum iaic ∙ indonesia renewable energy blog ∙ iaic blog ∙ 5000buku ∙ darul funun el-abbasiyah ∙ project five ∙ jiwandaru ∙ legasi
[friends, partners and links] A: adi ∙ agnilia ∙ ahmadinejad ∙ andesmal ∙ averroes B: bundo nismah C: chelsea-fc ∙ chendra D: denny E: evan F: fakhrum G: gadjah-mada-univ ∙ go-ranahminang ∙ ghulam imaduddin ∙ goenawan mohamad H: hendra mahesa K: kamar maut ∙ kompas I: indra j.piliang L: lathifah arif ∙ lyle M: maisya farhati ∙ man insancendekia ∙ man-utd ∙ matahari gading P: pdri R: rahasia meede ∙ rantaunet ∙ rantaunet foto ∙ rezha rochadi ∙ rhea ∙ republika ∙ rosa S: salman azis ∙ sheffield-fc ∙ syarif ∙ suheimi U: ubgb W: west-sumatera ∙ wiwiet Y: yudi ∙ yusril ihza mahendra ∙ yuti ariani Z: zainal muttaqin ∙ zhmee altratimuri
26 October 2007
Manifesto Energi
Diposting oleh abie... di 3:57 PM
Recommended
-
AKB di Indramayu Masih Tinggi - Atas undangan POLINDRA Politeknik Indramayu, maka berangkatlah Tim Inkubator UI menuju Indramayu. Disana ada dosen Polindra yang pada saat yangsama juga ad...3 days ago
-
Style - One of the things that makes a relation last is compatibility in style. Style has nothing to do with good or bad, but rather on things that make you comfor...6 years ago
-
-
-
-
-
-
No comments:
Post a Comment